Hari Belanja Online Nasional 12.12, yang dikenal sebagai Harbolnas, diperkirakan akan menghasilkan transaksi sebesar Rp 25 triliun selama tiga hari tersebut. Lonjakan ini menandakan berlanjutnya pertumbuhan perdagangan digital di tahun mendatang. Bima Laga, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), optimistis menargetkan transaksi Rp 25 triliun selama tiga hari mulai Minggu (12/10/2023) hingga Selasa (12/12/2023). Dua hari pertama akan menyaksikan beragam promosi, termasuk diskon, yang dirancang khusus untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Target kami 70 persen transaksi Harbolnas produk lokal,” tegas Bima saat jumpa pers di Summarecon Mall Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu (9/12/2023).
Metode pembayaran utama tetap menggunakan dompet elektronik, karena integrasinya dengan berbagai platform pasar lokal. Preferensi konsumen semakin menguat, diikuti dengan pembayaran melalui virtual account, transfer bank, dan transaksi cash on delivery (COD).
Secara historis, favorit konsumen berkisar pada produk fashion dan perawatan pribadi. Namun, perubahan penting tahun ini mencakup lonjakan signifikan dalam penjualan alas kaki di pasar lokal.
Meski nilai transaksi meningkat, Intan Ayu Kartika, Chief Marketing Officer Lazada Indonesia, mencatat produk impor masih mendominasi minat konsumen. Tren tersebut tercermin dari persentase penjualan produk lokal dibandingkan total penjualan yang berkisar antara 45,1 persen hingga 48,3 persen pada 2018 hingga 2021, berdasarkan riset Kompas.
Senada, Isy Karim, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), mengungkapkan, Harbolnas akhir tahun ini akan melibatkan lebih dari 500 merek. Nilai transaksi yang ditargetkan sebesar Rp 25 triliun melampaui angka tahun lalu sebesar Rp 22,7 triliun.
Untuk memitigasi masuknya produk impor, pemerintah telah memberlakukan peraturan komprehensif terhadap barang yang masuk ke Tanah Air, baik secara online maupun offline. Pengawasan akan kembali ke bea cukai dari sebelumnya pengawasan di luar kawasan pabean.
“Penekanannya akan tertuju pada komoditas impor: kosmetik, fesyen, tekstil, dan produk tekstil serta aksesoris yang membanjiri Indonesia. Khususnya barang-barang konsumtif akan beralih dari post-border ke border control,” tegas Isy.
Berdasarkan laporan Harbolnas 2022 yang dirilis idEA dan NielsenIQ Indonesia, penjualan mencapai Rp 22,7 triliun, meningkat Rp 4,7 triliun dibandingkan tahun 2021. Penjualan produk lokal juga melonjak Rp 10 triliun, dengan peningkatan tertinggi terjadi di Pulau Jawa sebesar 15 persen dari tahun sebelumnya. Angka penjualan harian melonjak enam kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata harian biasa.
Tren 2024
Proyeksi peningkatan nilai transaksi yang berkelanjutan dari tahun ke tahun diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2024, meskipun pertumbuhan tertinggi terjadi selama pandemi Covid-19.
Intan menyatakan tren belanja online masih menjadi favorit separuh generasi muda, sehingga menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan di tahun mendatang.
Sementara itu, pemerintah masih belum mampu memprediksi tren transaksi dan dinamika pasar lokal pada tahun berikutnya karena pesatnya kemajuan teknologi.
Isy menekankan sifat dinamis dari perkembangan teknologi, menegaskan komitmen mereka untuk beradaptasi dengan tren yang muncul sesuai kapasitas regulasi mereka.