Print

Pada tengah ketidakpastian ekonomi global, Provinsi Jawa Tengah berhasil melampaui target ekspornya hingga mencapai 109,53 persen. Capaian yang mengesankan ini terjadi berkat berbagai inisiatif, termasuk program pelatihan, pameran, serta ekspansi ke pasar nontradisional seperti Afrika dan Meksiko. Menurut Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Haryanta, pencapaian ini terukur dari trafik ekspor selama Januari hingga Oktober 2023. Dengan optimisme tinggi, dia memperkirakan bahwa angka perdagangan luar negeri hingga akhir tahun akan melampaui persentase yang tercatat.

"Dalam RPJMD, kita ditargetkan mencapai 7.430 juta dolar Amerika (AS). Namun, hingga Oktober, kami berhasil mencapai 8.137,98 juta dolar Amerika (AS)," ungkapnya.

Haryanta menjelaskan bahwa beberapa faktor telah berkontribusi pada kesuksesan ekspor Jawa Tengah. Mulai dari program pelatihan ekspor, pelatihan prosedur ekspor, hingga pameran baik di dalam maupun di luar negeri. Selain itu, kegiatan seperti pertemuan bisnis dan diskusi langsung (one on one meeting) juga menjadi bagian dari strategi untuk membuka pasar baru.

Dampak dari beragam program ini adalah peningkatan jumlah pengusaha yang merambah pasar luar negeri, baik itu pengusaha baru maupun yang telah lama berkecimpung di pasar ekspor.

Jauh dari hanya bergantung pada pasar tradisional seperti Tiongkok, Amerika, dan Australia, Jawa Tengah telah merambah ke pasar nontradisional seperti Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, hingga Amerika Tengah.

"Pasar baru selalu terbuka. Selain mempertahankan pasar tradisional, kami juga terus mengembangkan pasar baru, seperti Afrika, Bangladesh, dan bahkan Meksiko, yang merupakan pasar potensial," jelas Haryanta.

Untuk memahami tren pasar yang diminati, setiap program pelatihan juga melibatkan pelaku ekspor atau otoritas ekspor dari negara tujuan.

Secara keseluruhan, tiga kelompok barang, yaitu tekstil dan produk tekstil, kayu dan hasil olahannya, serta alas kaki, menjadi primadona ekspor Jawa Tengah dengan menyumbang sebanyak 67,63 persen dari total ekspor pada tahun 2023.

Meskipun mencatatkan kelebihan target ekspor, Haryanta mengakui bahwa kondisi perekonomian global yang sedang lesu turut memengaruhi kinerja ekspor Jawa Tengah. Namun, dia tetap optimistis bahwa perdagangan luar negeri provinsi ini dapat tetap mencatatkan hasil positif.

"Dalam menatap masa depan, kami berharap peningkatan pasar bagi Jawa Tengah, terutama dengan semakin banyaknya UMKM yang mampu bersaing. Melalui pelatihan, kami melihat bahwa produk-produk dari Jawa Tengah mampu bersaing dan menembus pasar ekspor. Kami berharap para calon eksportir terus gigih mengeksplorasi pasar luar negeri," tutup Haryanta dengan harapan yang tinggi.