Print

Di tengah sorotan negatif terhadap industri tekstil Indonesia, ada satu nama yang bersinar—Asia Pacific Rayon (APR). Memasuki tahun kelima eksistensinya pada Desember 2023, APR telah menjadi salah satu pionir dalam industri tekstil yang bertanggung jawab dan efisien di Indonesia. APR, yang berada di bawah naungan Royal Golden Eagle (RGE), telah mengukuhkan diri sebagai produsen viscose-rayon terkemuka. Diluncurkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada 21 Februari 2020, APR telah mencapai pencapaian luar biasa dengan memproduksi 300.000 ton viscose-rayon setiap tahunnya dan mengekspor produknya ke 16 negara di seluruh dunia.

Pada periode lima tahun sejak pendiriannya, APR tidak hanya menjadi bagian penting dalam pertumbuhan industri tekstil dan mode Indonesia tetapi juga berperan dalam mengurangi ketergantungan negara terhadap impor bahan baku tekstil.

President Director APR, Basrie Kamba, menyampaikan harapannya agar APR, industri tekstil, dan pemerintah Indonesia dapat berkolaborasi dalam menciptakan peta jalan nasional. Hal ini bertujuan untuk mengatasi masalah sistemik dan menghapus hambatan dalam membangun industri tekstil yang berkelanjutan.

Melalui inisiatif berkelanjutan APR2030, perusahaan ini berkomitmen untuk memberikan dampak positif pada iklim, alam, manufaktur yang bersih, serta mendukung sirkularitas dan inklusivitas hingga tahun 2030.

Salah satu keunggulan serat viscose-rayon APR adalah sumbernya yang berasal dari kayu akasia dan eukaliptus yang merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui. Dalam hal ini, APRIL Group, sebagai unit dari RGE, berperan dalam pengelolaan yang lestari. Keberlanjutan juga tercermin dari sifat mudah terurai serat rayon APR dalam waktu 30 hari, yang telah teruji aman saat terurai di laut.

Komitmen nyata APR terhadap sirkularitas tercermin dari kolaborasinya dengan PT Matahari Department Store Tbk melalui program "Daur Ulang Bajumu". Program ini memungkinkan konsumen untuk mendaur ulang pakaian bekas di 46 gerai Matahari di seluruh Indonesia, sambil mendapatkan voucher belanja sebagai apresiasi atas kepedulian terhadap keberlanjutan.

Tidak hanya itu, APR juga memperkuat dukungan terhadap industri fesyen yang berkelanjutan melalui Jakarta Fashion Hub (JFH). Ruang kolaboratif ini, yang diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pada Juni 2021, menjadi tempat pertemuan bagi kreativitas fesyen.

Dukungan untuk calon desainer juga terwujud dalam bentuk beasiswa belajar fesyen. APR secara aktif mendukung acara fesyen tahunan seperti Jakarta Fashion Week (JFW) dan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW).

Di acara JMFW 2024, APR bekerja sama dengan 6 perancang busana dan 6 perajin batik asal Riau, memperkenalkan 24 koleksi ready to wear yang terinspirasi oleh wastra khas Budaya Melayu Riau dengan tema "Sajak di atas Ombak," yang terinspirasi oleh ombak Bono, Sungai Kampar, Provinsi Riau.

Sementara pada JFW 2024, APR bekerja sama dengan 4 brand nasional dan menampilkan 48 desain dengan tema "Revival of Simplicity".

Prestasi yang diraih APR juga tidak terlepas dari penghargaan-penghargaan tingkat nasional dan internasional yang diterimanya, yang menandai perjalanan lima tahun perusahaan ini. Penghargaan ini termasuk sertifikat Rco-Vados dengan kategori Emas, penghargaan National Lighthouse Industry 4.0 dari Kementerian Perindustrian, penghargaan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, serta penghargaan Proper Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Basrie berharap agar APR terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kemajuan industri tekstil berkelanjutan di Indonesia dan secara global. "Semoga APR terus berkembang dan menjadi salah satu pelaku industri tekstil berkualitas di Indonesia," ujarnya.

APR telah membuktikan bahwa industri tekstil yang bertanggung jawab, inovatif, dan berkelanjutan bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi juga merupakan langkah yang penting dalam membawa dampak positif bagi masyarakat, lingkungan, dan industri secara keseluruhan.