Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mendapat laporan adanya penurunan penjualan signifikan pada usaha konveksi kecil dan menengah. Keuntungan yang sebelumnya diperoleh para pelaku usaha ini selama masa kampanye pemilu kini beralih ke platform e-commerce seperti TikTok, Tokopedia, Shopee, dan lain-lain, karena harga murah yang mereka tawarkan.
Yulis, Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM, menyatakan masa perayaan demokrasi belum memberikan dampak yang berarti terhadap penjualan merchandise kampanye di kalangan pemilik usaha konveksi. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 15 pelaku usaha di Tanah Abang dan Pasar Senen, terjadi penurunan penjualan merchandise kampanye sekitar 40-90% dibandingkan periode pemilu 2019.
Yulis mengungkapkan, ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab merosotnya penjualan UKM konveksi. Hal ini antara lain pemesanan merchandise kampanye melalui UKM yang berafiliasi dengan partai, singkatnya masa kampanye, dan lebih murahnya harga yang ditawarkan di platform e-commerce. “Penurunan penjualan tersebut kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah harga produk kampanye yang dijual secara online lebih murah,” kata Yulis, Senin (8/1/2024).
Daya tarik harga yang terjangkau di platform digital seperti TikTok dan lainnya membuat konsumen menjauh dari pasar tradisional seperti Tanah Abang dan Pasar Senen. Tren ini telah mengganggu pola penjualan bisnis konveksi yang biasa terjadi pada musim pemilu.
Durasi kampanye yang lebih pendek juga berperan dalam menghambat aliran pesanan barang dagangan untuk perlengkapan kampanye melalui bisnis konveksi tradisional ini. Selain itu, kenyamanan dan jangkauan platform e-commerce telah terbukti menjadi pesaing kuat dalam menawarkan alternatif yang hemat biaya kepada konsumen.
Namun, meski terjadi pergeseran perilaku konsumen ke platform online, Yulis tetap optimis terhadap ketahanan bisnis konveksi lokal. Kementerian bertujuan untuk berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan ini, memberikan mereka strategi dan peluang untuk beradaptasi terhadap perubahan dinamika pasar dan memanfaatkan platform digital secara efektif.
Pergeseran preferensi konsumen yang terlihat selama periode pemilu ini menyoroti perkembangan lanskap perdagangan dan pentingnya bisnis tradisional untuk melakukan transformasi digital agar tetap kompetitif dan mempertahankan pertumbuhan di pasar modern.