Sebuah bencana alam mengguncang PT Kahatex di Sumedang pada Rabu (21/2/2024) kemarin, ketika angin puting beliung melanda, menyebabkan kerusakan parah pada sejumlah gedung departemen perusahaan tekstil tersebut. Akibatnya, sekitar 2500 karyawan PT Kahatex terpaksa dirumahkan sementara waktu karena sejumlah gedung tidak dapat digunakan akibat rusak parah. Menurut Luddy Sutedja, Ketua Dewan Pengurus Kabupaten Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPK Apindo) Kabupaten Sumedang dan Manajer Umum Bidang Humas dan Lingkungan di PT Kahatex, sejumlah gedung departemen mengalami kerusakan yang signifikan dan tidak dapat beroperasi karena terkena dampak langsung dari angin puting beliung.
Luddy menjelaskan bahwa pihak perusahaan masih melakukan inventarisasi dan pendataan kerugian materi yang dialami akibat bencana tersebut. Namun, proses tersebut membutuhkan waktu yang tidak singkat mengingat besarnya kerusakan yang terjadi.
"Kami belum dapat menyampaikan jumlah kerugian secara pasti karena proses pendataan masih berlangsung. Namun yang jelas, ada 22 bangunan departemen pabrik yang mengalami kerusakan parah dan beberapa mesin tertimbun oleh puing-puing dan atap bangunan," ujar Luddy.
Dampak dari kerusakan ini juga dirasakan oleh karyawan PT Kahatex, dimana mereka yang bekerja di departemen yang terkena dampak terpaksa diliburkan sementara waktu hingga gedung-gedung tersebut dapat diperbaiki.
"Mesin-mesin yang rusak tidak dapat digunakan untuk produksi, sehingga karyawan yang bekerja di departemen tersebut harus diliburkan sampai situasi membaik," tambahnya.
Tidak hanya PT Kahatex, bencana ini juga berdampak pada 13 perusahaan lain di sekitar area PT Kahatex. Meskipun kerugian pada PT Kahatex terbilang signifikan dibandingkan dengan perusahaan lain di sekitarnya, bencana ini menjadi peringatan bagi semua pihak akan pentingnya kesiapsiagaan dan perlunya langkah-langkah mitigasi risiko dalam menghadapi bencana alam.
Bencana alam seperti ini juga menunjukkan betapa pentingnya kerja sama antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam upaya pemulihan dan rekonstruksi pasca-bencana, serta pentingnya investasi dalam infrastruktur yang tahan bencana untuk mencegah kerugian yang lebih besar di masa depan.