Print

Indonesia merupakan salah satu pasar potensial industri fesyen berkelanjutan sejalan meningkatnya permintaan tekstil ramah lingkungan di dunia. “Inovasi produk serat mendukung industri fesyen berkelanjutan," kata Winston A Mulyadi, commercial head in textiles business, SEA & Oceania, Lenzing Group, perusahaan asal Austria yang memproduksi serat dari bahan baku terbarukan, di sela pameran dagang terbesar industri tekstil dan garmen di Asia Tenggara, Indo Intertex & Inatex 2024 di Jakarta International Expo, Jakarta, Sabtu (23/3/2204) dikutip Investor Daily.

Dia mengatakan perusahaan akan memperluas kolaborasi dengan berbagai mitra bisnis lokal di Indonesia untuk mendukung pengembangan industri fesyen berkelanjutan. "Kami mendukung brand fesyen lokal Indonesia dalam menerapkan bahan tekstil atau serat kain yang lebih ramah lingkungan," kata dia.

Vijay K Agarwal, managing director PT Embee Plumbon Tekstil, sekaligus mitra bisnis PT South Pacific Viscose (SPV), entitas Lenzing Group mengatakan meningkatnya kesadaran tentang fesyen berkelanjutan semakin mendorong permintaan tekstil dan fesyen ramah lingkungan. “Seiring pertumbuhan industri, fesyen lokal terus berkembang dari tahun ke tahun," kata dia.

Dia mengatakan perusahaan berupaya meningkatkan kualitas benang untuk pembuatan kain dalam rangka menciptakan fesyen berkelanjutan. "Hal tersebut sejalan dengan upaya kami mendukung pertumbuhan industri fesyen ramah lingkungan di Indonesia," kata dia.

Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenperin, industri tekstil dan pakaian berkontribusi 6,05% pada produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan non-migas triwulan II 2023. Adapun nilai ekspor industri pakaian jadi periode Januari-September 2023 mencapai US$ 6,2 miliar.