Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa toko penjualan daring (electronic commerce/e-commerce) memiliki peran signifikan dalam peningkatan kinerja industri tekstil terhadap perekonomian negara. Dalam keterangannya di Jakarta pada Sabtu (8/6), Menperin menyampaikan bahwa kontribusi dari e-commerce, termasuk platform seperti Tokopedia, serta meningkatnya preferensi masyarakat terhadap brand lokal, telah mendorong konsumsi dalam negeri yang pada gilirannya menjadi peluang bagi industri tekstil untuk memenuhi kebutuhan domestik.
"Peningkatan kinerja ini salah satunya juga kontribusi dari peran e-commerce, dalam hal ini termasuk Tokopedia, dan tumbuhnya preferensi masyarakat terhadap brand lokal. Tentunya peningkatan konsumsi ini harus disambut baik sebagai peluang bagi industri tekstil kita untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” ujar Menperin.
Menurut Menperin, e-commerce memudahkan masyarakat dalam mencari produk lokal turunan tekstil, seperti fashion, yang mereka inginkan. Hal ini turut memberikan kontribusi terhadap peningkatan jumlah pelaku dan penjualan industri fashion di tanah air.
"Saat ini terdapat 962 ribu industri fashion di dalam negeri, yang terdiri dari sektor tekstil, pakaian jadi, kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, yang mengalami kenaikan sebesar 12 persen dibanding tahun sebelumnya. Sektor tersebut tergolong padat karya, dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 1,6 juta orang,” tambahnya.
Lebih lanjut, Menperin menyatakan bahwa e-commerce membuka peluang besar bagi para pelaku industri. Ia memaparkan bahwa proyeksi nilai pasar domestik industri fashion pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 7,72 miliar dolar AS. Potensi pasar tersebut berasal dari tiga sektor utama, yaitu sektor apparel senilai 4,04 miliar dolar AS, sektor aksesoris 2,18 miliar dolar AS, dan sektor alas kaki 1,64 miliar dolar AS.
Potensi pertumbuhan industri fashion diperkirakan mencapai 4,26 persen per tahun hingga tahun 2029, dengan nilai pasar sebesar 9,6 miliar dolar AS. "Angka ini masih bisa meningkat, karena seiring dengan pertumbuhan sektor manufaktur nasional,” jelas Menperin.
Menperin juga menepis isu yang menyatakan bahwa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mengalami penurunan atau memasuki masa sunset. "Saya khawatir, narasi ini sengaja dibuat, agar Indonesia tidak lagi memperhatikan atau mendukung industri tekstil nasional, sehingga kita lepas saja dimasukkan oleh barang-barang impor,” ujarnya.
Dalam konteks ini, Menperin menekankan pentingnya mendukung industri tekstil nasional melalui berbagai kebijakan dan dukungan pemerintah. E-commerce diharapkan terus menjadi salah satu pilar penting dalam mendorong pertumbuhan dan peningkatan kinerja industri tekstil di Indonesia.