Print

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid, secara terbuka mengungkapkan bahwa industri tekstil di Indonesia sedang menghadapi krisis serius yang ditandai dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK). Dalam pernyataannya di Jakarta pada Selasa, 6 Agustus 2024, Arsjad menegaskan bahwa sektor tekstil memang sedang berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

"Saat ini, kenyataannya memang industri tekstil sedang babak belur," ungkap Arsjad. Pernyataan ini datang setelah Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), Ristiadi, mendapatkan informasi bahwa akan ada pabrik tekstil yang melakukan PHK pada bulan Agustus. Ristiadi bahkan telah mengonfirmasi bahwa satu pabrik akan memberhentikan 500 pekerja.

Arsjad menilai bahwa salah satu penyebab utama dari keterpurukan industri tekstil adalah maraknya produk impor ilegal yang masuk ke Indonesia. Produk-produk ini masuk tanpa membayar pajak, sehingga merusak pasar domestik dan menekan produsen lokal. "Salah satunya adalah karena banyaknya barang-barang ilegal, produk luar yang masuk tanpa membayar bea. Ini yang harus kita hentikan," tegas Arsjad.

Ia menambahkan bahwa barang ilegal ini tidak hanya mengganggu industri berskala besar tetapi juga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurutnya, dengan populasi sebesar 270 juta jiwa, Indonesia seharusnya mampu menjadi produsen yang signifikan, bukan hanya pasar bagi produk impor.

"Ini mengganggu seluruh industri. Bukan hanya perusahaan besar, tapi juga menengah dan kecil, UMKM semuanya terganggu sekali. Kita harus menjaga agar populasi 270 juta ini bukan hanya menjadi pasar, tapi kita harus jadi produsen," lanjutnya.

Selain itu, Arsjad menekankan pentingnya peningkatan kualitas produk dalam negeri untuk bersaing di pasar global. Ia juga menyebutkan peran penting Satuan Tugas (Satgas) Impor Ilegal dalam mencegah masuknya barang-barang ilegal ke Indonesia dan menjaga agar industri domestik tidak mati.

"Kita harus siapkan produk-produk dan jasa-jasa kita. Tantangan di sektor tekstil harus kita jaga. Sekarang ada Satgas Impor Ilegal, ini penting. Kalau tidak, semua barang ilegal akan masuk dan industri kita bisa mati," pungkasnya.

Dalam menghadapi tantangan ini, langkah-langkah konkret perlu diambil untuk mengendalikan masuknya barang-barang ilegal dan memperkuat daya saing produk lokal. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi krisis di sektor tekstil dan memastikan keberlanjutan industri ini di masa depan.