Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa industri tekstil di Indonesia belum mengalami masa surut atau "sunset industry". Pernyataan ini disampaikan meskipun gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor ini menjadi isu yang hangat akhir-akhir ini.
Menurut Airlangga, industri tekstil masih menunjukkan pertumbuhan. Salah satu buktinya adalah perkembangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah. "Ada empat perusahaan yang masuk, salah satunya adalah Fortune 500 company," kata Airlangga dalam pidatonya pada acara peresmian pabrik bahan anoda baterai litium di KEK Kendal, Jawa Tengah, Rabu, 7 Agustus 2024, yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Ketua Umum Partai Golkar tersebut juga mengklaim bahwa masing-masing dari empat pabrik tersebut mempekerjakan antara 4.000 hingga 7.000 orang. "Masih menarik," tambah Airlangga.
Namun, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB), Nandi Herdiaman, memberikan pandangan yang berbeda. Ia mengungkapkan bahwa 60 persen industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang menjadi anggotanya, yang mayoritas merupakan industri kecil dan menengah (IKM), kini tidak lagi beroperasi. Nandi menyebut banjir impor tekstil sebagai penyebab utama dari masalah ini selama dua tahun terakhir.
“Pasar dalam negeri kita, baik offline maupun online, disikat semua oleh produk impor yang harganya tidak masuk akal,” ujar Nandi melalui keterangan tertulis, Kamis, 20 Juni 2024. Ia menduga barang impor tersebut masuk secara ilegal karena dijual dengan harga sangat murah, bahkan di bawah harga bahan bakunya. Jika impor dilakukan secara resmi, harga per potongnya tidak mungkin dijual di bawah Rp 50 ribu, karena ada Pajak Pertambahan Nilai (PPN), bea masuk, dan bea safeguard.
Dengan kondisi harga yang sangat murah tersebut, Nandi menyatakan bahwa baik pengusaha IKM maupun perusahaan besar tidak akan mampu bersaing dengan produk impor. Akibatnya, banyak perusahaan dari hulu hingga hilir melakukan PHK dan menutup pabrik mereka.
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, mengakui situasi ini. Ia menjelaskan bahwa PHK di sektor industri disebabkan oleh perpindahan atau penutupan pabrik karena mesin yang sudah tua dan biaya produksi yang tinggi. Namun, Bahlil juga menekankan bahwa masyarakat tidak perlu bersedih karena masih ada industri baru yang tumbuh berkat investasi. Contohnya adalah kehadiran pabrik sepatu di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah, yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Jumat, 26 Juli 2024, yang menyerap lebih dari 2.000 tenaga kerja.
"Tidak usah sedih," kata Bahlil di Kementerian Investasi, Senin, 29 Juli 2024. "Ada industri yang pergi, ada yang datang."