Print

Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mencatatkan pencapaian luar biasa dalam sektor ekspor hingga akhir Agustus 2024, dengan nilai total mencapai Rp 179,67 miliar atau setara dengan 11,55 juta dolar AS. Produk tekstil menjadi penyumbang terbesar dalam ekspor tersebut, disusul oleh produk olahan ikan yang dikirim ke berbagai negara seperti China, Malaysia, Arab Saudi, Vietnam, India, Pakistan, Somalia, dan Amerika Serikat.

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Pekalongan, Supriono, mengungkapkan bahwa capaian ekspor ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. “Peningkatan nilai ekspor berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi daerah dan tentunya meningkatkan devisa negara,” jelas Supriono, Rabu (9/10/2024).

Untuk terus mendorong peningkatan ekspor, Pemerintah Kota Pekalongan aktif memberikan dukungan bagi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di wilayah tersebut. Berbagai program pelatihan, pendampingan, hingga promosi melalui pameran disediakan guna membantu UKM siap memasuki pasar internasional. Salah satu program yang digalakkan adalah business matching, di mana para pelaku UKM dipertemukan langsung dengan calon pembeli dari luar negeri.

Supriono juga mendorong pelaku UKM untuk memanfaatkan fasilitas Free Trade Agreement (FTA) Center Semarang, yang memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai perjanjian perdagangan bebas antarnegara. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai tarif perdagangan dan kepabeanan, UKM dapat meminimalisasi biaya produksi, sehingga bisa lebih kompetitif di pasar global.

Selain memberikan wawasan terkait perjanjian perdagangan, pemerintah juga bekerja sama dengan Bea Cukai Tanjung Emas Semarang untuk memberikan pelatihan kepada pelaku UKM dalam memahami prosedur ekspor. “Kami memberikan wawasan terkait perjanjian perdagangan bebas dan kepabeanan agar UKM dapat memanfaatkan peluang yang ada,” tambah Supriono.

Untuk lebih mempersiapkan UKM dalam menghadapi pasar global, Pemerintah Kota Pekalongan juga memfasilitasi partisipasi UKM dalam pameran berskala internasional, seperti Trade Expo Indonesia yang akan berlangsung pada 9-11 Oktober 2024. Melalui kegiatan ini, pelaku UKM dapat berinteraksi langsung dengan pembeli dari berbagai negara, membuka peluang bisnis baru, dan memperluas pasar mereka.

Supriono optimis bahwa dengan inovasi dan persiapan yang matang, pelaku UKM Pekalongan akan semakin mampu bersaing di kancah internasional. “Dengan berbagai upaya ini, kami berharap pelaku UKM di Pekalongan semakin siap dan mampu bersaing di pasar global,” pungkasnya.

Ekspor tekstil dari Kota Pekalongan tidak hanya menjadi pionir dalam meningkatkan devisa negara, tetapi juga mengukuhkan posisi Indonesia sebagai salah satu pemain penting dalam industri tekstil dunia. Melalui inovasi dan dukungan pemerintah, Pekalongan berpotensi menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi berbasis ekspor di Indonesia.