Print

Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025 yang diadakan bersamaan dengan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 berhasil menjadi ajang penting bagi industri mode muslim Indonesia. Melalui ajang ini, banyak desainer muda bertalenta lahir, terutama melalui kompetisi Textile Design Competition yang menjadi sorotan. Kreativitas dan inovasi yang ditampilkan para desainer muda diharapkan mampu memperkuat posisi industri modest fashion Indonesia di kancah global.

Mardyana, yang membuka Parade 7 JMFW di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang, mengungkapkan bahwa acara ini tidak hanya memberikan platform bagi desainer muda, tetapi juga bertujuan untuk mengekspresikan kreativitas desainer tekstil Indonesia. Kompetisi ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk menciptakan desain yang unik dan memikat, baik untuk pasar domestik maupun internasional.

Beberapa jenama tanah air yang tampil dalam Parade 7 di antaranya Belquinza by Ajeng Cahya, Amy Collection, Rifda Rusli X Batik Jambi Berkah, Greisy, Chanté, Adrie Basuki, dan Deenay. Kehadiran brand-brand ini menunjukkan potensi besar mode muslim Indonesia yang semakin diakui di panggung fesyen dunia.

Dalam kompetisi Textile Design Competition, enam orang dewan juri berpengalaman turut andil dalam menilai karya para peserta. Para juri yang terlibat antara lain Merry Maryati, Taruna K Kusmayadi, Lenny Agustin, Kahfiati Kahdar, Lisa Fitria, dan Irmasari Joedawinata. Setelah proses seleksi yang ketat, empat pemenang utama diumumkan. Juara favorit diraih oleh Primas Gigih, juara ketiga oleh Nur’aida, juara kedua oleh Ulqiya Millati Hanifa, dan juara pertama oleh empat desainer berbakat yaitu Juniliany Navista, Florenza Sundjojo, Fadia Salsabila, dan Maulida Arina.

Mardyana juga menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong ekspor produk modest fashion Indonesia. Langkah-langkah yang diambil antara lain pengembangan sumber daya manusia, penguatan penjenamaan produk, serta memperluas akses pasar melalui pameran dan peragaan busana seperti JMFW. Perwakilan perdagangan di luar negeri juga dioptimalkan untuk mendatangkan pembeli internasional yang berpotensi.

Di kesempatan yang sama, Merry Maryati dari Ditjen PEN menyatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas adalah kunci untuk memperkuat industri fesyen Indonesia. Melalui kolaborasi dengan lembaga pendidikan, seperti Islamic Fashion Institute (IFI), pemerintah terus mendukung lahirnya desainer-desainer muda yang siap bersaing di pasar domestik dan global.

Jakarta Muslim Fashion Week 2025 membuktikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat mode muslim dunia. Dengan dukungan pemerintah dan sinergi antara berbagai pihak, desainer muda Indonesia kini semakin siap untuk menghadapi tantangan pasar internasional.