Print

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa, menyuarakan keresahannya atas tantangan yang dihadapi industri tekstil dalam negeri. Serbuan produk impor, khususnya dari China, semakin melemahkan industri tekstil lokal yang kini tengah menghadapi penurunan permintaan. Tidak hanya pasar domestik yang terpukul, pasar ekspor juga melemah karena dampak pelemahan ekonomi global pascapandemi Covid-19 dan ketidakstabilan akibat konflik geopolitik.

Jemmy menyebutkan bahwa faktor global telah menurunkan daya beli berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara di Uni Eropa yang merupakan pasar ekspor utama bagi produk tekstil Indonesia. Kondisi serupa juga dialami oleh masyarakat Indonesia, di mana daya beli yang menurun mendorong konsumen beralih ke produk murah, yang seringkali berasal dari impor.

Kondisi ini diperparah oleh negara-negara produsen tekstil besar seperti China dan Vietnam yang kini kelebihan pasokan dan memilih menjual produknya ke negara-negara dengan perlindungan pasar domestik yang lemah, termasuk Indonesia. Jemmy menekankan pentingnya tindakan konkret dari pemerintahan Prabowo Subianto untuk mendukung industri tekstil lokal. Salah satu langkah yang diharapkannya adalah penerapan kebijakan pembatasan perdagangan (trade barrier) untuk mengurangi gempuran produk impor dan melindungi industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dalam negeri dari banjir produk murah China.

Menurut Jemmy, banyak negara dengan jumlah penduduk besar seperti China, India, Bangladesh, dan Vietnam menjaga keberlangsungan industri TPT untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Industri ini penting karena mampu menyerap tenaga kerja lulusan SMA hingga SMP ke dalam sektor formal. Jemmy menambahkan, dukungan terhadap industri tekstil sangat diperlukan agar bonus demografi Indonesia tidak berubah menjadi masalah pengangguran yang signifikan.

Dengan adanya perlindungan terhadap industri TPT, Jemmy berharap pemerintahan Presiden Prabowo dapat mengamankan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia sekaligus memperkuat posisi industri tekstil nasional dalam menghadapi tantangan global yang kian kompleks.