Print

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita berkomitmen untuk menyelamatkan keberlanjutan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang saat ini berstatus pailit. Langkah strategis dilakukan dengan mengagendakan pertemuan bersama tim kurator guna membahas kelanjutan operasional perusahaan tekstil tersebut.

“Kami meminta kurator segera mengatur jadwal pertemuan. Harapan kami adalah going concern, agar produksi tetap berjalan dan tenaga kerja bisa diselamatkan. Keputusan mengenai going concern ada di tangan kurator dan tim pengawas,” ujar Agus di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (3/1/2025).

Menperin menekankan bahwa keberlanjutan produksi Sritex menjadi prioritas untuk melindungi ribuan tenaga kerja yang terdampak serta menjaga posisi strategis perusahaan di pasar tekstil domestik maupun internasional.

“Kementerian kami akan melakukan pendekatan kepada kurator untuk mengedepankan kepentingan nasional. Pertemuan ini penting untuk menyamakan pandangan mengenai perlunya melanjutkan produksi demi menyelamatkan tenaga kerja dan pasar,” tegasnya.

Selain itu, Menperin mengingatkan bahwa jika produksi Sritex terhenti, Indonesia berpotensi kehilangan pangsa pasar yang telah diisi oleh produk-produk perusahaan tersebut. Situasi ini berisiko membuka peluang bagi produsen dari negara lain untuk mengambil alih pasar yang selama ini dikuasai Sritex.

“Kehilangan pasar tidak hanya berdampak pada perusahaan, tetapi juga merugikan perekonomian nasional secara keseluruhan,” tambahnya.

Setelah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang pada 21 Oktober 2024, Sritex mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Namun, upaya hukum tersebut tidak berhasil, memperumit situasi perusahaan. Kondisi ini menambah tantangan bagi pemerintah dalam memastikan kelangsungan operasional Sritex.

Menurut Menperin, masalah yang dihadapi Sritex tidak sederhana dan memerlukan pendekatan lintas sektor. Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk memperjuangkan nasib tenaga kerja yang terkena dampak langsung dari krisis tersebut.

Agus Gumiwang menegaskan bahwa pemerintah akan terus berupaya menjaga daya saing industri tekstil nasional di tengah tekanan global. “Kami akan terus berupaya menyelamatkan tenaga kerja dan menjaga agar industri tekstil nasional tetap kompetitif,” tutupnya.

Langkah proaktif pemerintah ini diharapkan mampu memberikan angin segar bagi industri tekstil Indonesia, sekaligus mempertahankan posisi strategisnya di pasar global.