PT Ricky Putra Globalindo Tbk. (RICY), emiten yang bergerak di bidang tekstil dan garmen, tengah menghadapi tantangan besar akibat lesunya industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri. Industri ini mengalami tekanan berat dalam dua tahun terakhir, sebagaimana tercermin dari laporan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (Apsyfi) yang mencatat 60 perusahaan tekstil mengalami guncangan bisnis. RICY sendiri tak luput dari dampaknya, dengan melakukan pengurangan jumlah karyawan.
Direktur Ricky Putra Globalindo, Tirta Heru Citra, mengakui kondisi ini. Ia menyatakan bahwa saat ini perusahaan berfokus untuk bertahan sembari memantau perkembangan pasar domestik dan memperkuat bisnis inti, yakni produk pakaian dalam GTman, serta meningkatkan ekspor ke Jepang. Pada tahun 2024, perusahaan menargetkan pertumbuhan kinerja sebesar 10%, tetapi hanya mampu mencatat peningkatan sekitar 5%. Faktor-faktor seperti Pemilu dan Pilkada membuat pasar cenderung stagnan di tengah ketidakpastian ekonomi.
Namun, optimisme tetap ada untuk tahun 2025. Tirta berharap pemerintah memberikan kebijakan yang dapat membantu memulihkan industri tekstil dan garmen, sehingga perusahaan bisa mencapai target pertumbuhan sebesar 10%. Untuk mendukung upaya ini, RICY mengalokasikan belanja modal sebesar Rp20 miliar pada tahun 2024, setara dengan 2,5% dari total penjualan. Dana tersebut digunakan untuk peremajaan mesin guna meningkatkan efisiensi operasional.
Di sisi keuangan, kinerja RICY pada kuartal III 2024 menunjukkan kenaikan pendapatan sebesar 2,97% menjadi Rp675,91 miliar dibandingkan Rp656,36 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, rugi bersih perusahaan membengkak hingga 98,12%, mencapai Rp34,74 miliar dari Rp18,56 miliar pada kuartal III 2023. Kondisi ini mencerminkan tantangan besar yang masih harus dihadapi oleh perusahaan dan sektor tekstil secara keseluruhan.
Meski demikian, dengan strategi fokus pada pasar ekspor, inovasi di bisnis inti, serta dukungan kebijakan pemerintah, RICY berharap dapat melewati masa sulit ini dan mencatat pertumbuhan yang lebih baik di masa depan.