Print

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Dede Indra Permana Soediro, menyoroti dugaan manipulasi dokumen impor atau data HS yang terjadi di gudang berikat di Batujajar, Kabupaten Bandung. Kasus ini mencuat setelah ditemukan adanya penyalahgunaan izin impor yang seharusnya untuk plastik namun digunakan untuk memasukkan tekstil secara ilegal.

Dede, yang juga menjabat sebagai Ketua Panja Pengawasan Penegakan Hukum Barang Impor dan Narkotika, menegaskan bahwa penyelundupan tekstil ini bukan hanya pelanggaran administratif, tetapi juga kejahatan ekonomi yang berdampak luas. Menurutnya, membanjirnya tekstil ilegal di pasar domestik menyebabkan kehancuran industri dalam negeri serta merugikan jutaan tenaga kerja yang bergantung pada sektor ini.

Ia mengungkapkan bahwa banyak pabrik tekstil nasional mengalami kebangkrutan akibat persaingan tidak sehat yang ditimbulkan oleh impor ilegal. Beberapa perusahaan besar, seperti PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), Duniatex Group, dan PT Primissima, menjadi korban utama dari masuknya tekstil ilegal yang merusak stabilitas industri.

Dede juga menerima informasi terkait dugaan keterlibatan tiga sosok yang disebut sebagai mafia tekstil dalam kasus ini. Bahkan, ia mendapat laporan bahwa dana dari jaringan tersebut mengalir ke sebuah klub hiburan malam di Jakarta. Menanggapi hal ini, Korps Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Kortas Tipikor) Polri telah mengambil langkah dengan melakukan inspeksi mendadak ke beberapa gudang yang dicurigai terlibat dalam penyelundupan.

Menyoroti seriusnya persoalan ini, Dede mendesak Polri dan aparat penegak hukum lainnya untuk bertindak tegas demi melindungi industri dalam negeri dan memastikan keadilan bagi para pekerja tekstil. Ia menegaskan bahwa praktik ilegal seperti ini tidak boleh dibiarkan terus berlangsung karena menyangkut masa depan industri nasional dan kesejahteraan tenaga kerja.

Dengan adanya pengawasan yang semakin ketat dan penegakan hukum yang maksimal, Dede berharap kasus penyelundupan tekstil ilegal ini bisa diusut tuntas. Ia optimistis bahwa dengan langkah-langkah tegas, industri tekstil nasional dapat kembali bangkit dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian negara.