PT Trisula International Tbk (TRIS), salah satu emiten tekstil nasional, menyatakan kewaspadaannya terhadap dinamika perdagangan global, khususnya kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang dinilai dapat berdampak pada sektor ekspor. Perusahaan menilai situasi global saat ini menuntut kewaspadaan dan adaptasi cepat guna menjaga stabilitas kinerja ekspor yang selama ini menjadi tulang punggung pendapatan.
Direktur TRIS, Kartono Budiman, menjelaskan bahwa sekitar 50 persen pendapatan perseroan masih berasal dari pasar ekspor, dengan 15 persen di antaranya berasal dari Amerika Serikat. Meskipun demikian, TRIS telah memperluas fokus ke pasar-pasar lain seperti Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Jepang. Kartono menegaskan bahwa pihaknya terus menjalin komunikasi aktif dengan pelanggan dan pemasok di AS guna mencapai solusi yang saling menguntungkan dalam menghadapi kebijakan perdagangan yang berubah-ubah.
Selain tekanan dari perang tarif, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menjadi tantangan bagi industri. Namun, Presiden Direktur TRIS, Widjaja, menyatakan bahwa dampaknya terhadap operasional perusahaan relatif terbatas, karena sebagian besar transaksi pembelian dilakukan dalam mata uang rupiah. Penjualan ke pasar ekspor pun tetap stabil, menjadi penopang utama dalam menjaga performa bisnis.
Untuk mendukung produktivitas dan efisiensi, TRIS telah mengalokasikan belanja modal sebesar Rp30 miliar di tahun 2025, yang difokuskan pada peremajaan mesin produksi. Investasi ini sejalan dengan strategi jangka panjang perusahaan dalam mempertahankan kualitas dan ketepatan waktu pengiriman pesanan.
TRIS memproyeksikan pertumbuhan pendapatan hingga 10 persen dan laba bersih sebesar 20 persen di tahun 2025, dengan asumsi kondisi global tidak mengalami gejolak besar. Pada kuartal pertama 2025, kinerja TRIS disebut masih sejalan dengan target yang telah ditetapkan.
Di tengah tantangan industri, TRIS tetap berkomitmen menjaga kepercayaan pemegang saham. Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 16 April 2025, perusahaan mengesahkan pembagian dividen sebesar Rp22,1 miliar atau Rp7,2 per saham. Langkah ini mencerminkan konsistensi TRIS dalam memberikan nilai tambah kepada investor, sekaligus menunjukkan kinerja solid sepanjang 2024.
Selama tahun 2024, TRIS mencetak rekor laba bersih tertinggi sepanjang sejarah perusahaan dengan kenaikan 22 persen secara tahunan menjadi Rp82,90 miliar. Total penjualan bersih perusahaan pun mencapai Rp1,52 triliun, naik 3 persen dibanding tahun sebelumnya.
Dengan pengalaman lebih dari lima dekade di industri tekstil dan garmen, TRIS berkomitmen menjaga stabilitas operasional dan kualitas produk melalui investasi berkelanjutan pada teknologi dan efisiensi proses. Strategi ekspansi pasar pun terus dioptimalkan, termasuk dengan menggali potensi ekspor baru melalui fleksibilitas layanan seperti pesanan dalam jumlah kecil dan customized order. Pendekatan ini diharapkan mampu menjaga kinerja ekspor TRIS tetap solid meski menghadapi tekanan eksternal.