Print

Industri tekstil Tiongkok menunjukkan kinerja yang relatif solid selama lima bulan pertama tahun 2025, berdasarkan data resmi yang dirilis pada Senin (7/7). Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi permintaan, sektor ini justru mencatatkan sejumlah indikator pertumbuhan yang melampaui ekspektasi.

Menurut Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok, total output nilai tambah dari perusahaan tekstil berskala besar—yaitu mereka yang memiliki pendapatan tahunan minimal 20 juta yuan (sekitar Rp45,3 miliar)—mengalami peningkatan sebesar 3,4 persen secara tahunan sepanjang periode Januari hingga Mei 2025.

Meskipun pendapatan total perusahaan tekstil tersebut turun 1,7 persen dari tahun sebelumnya, mencapai 1,88 triliun yuan (sekitar Rp4.256 triliun), sektor produksi tetap mencatatkan pertumbuhan. Produksi benang naik 4,9 persen, serat kimia tumbuh 5,5 persen, kain meningkat 0,2 persen, dan pakaian bertambah 0,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kinerja penjualan juga menunjukkan arah yang positif. Total penjualan dari pengecer besar di sektor ini mencapai lebih dari 8,07 triliun yuan (sekitar Rp18.269 triliun), meningkat 6,3 persen secara tahunan. Penjualan eceran pakaian, sepatu, topi, dan produk tekstil sulaman dari perusahaan skala besar naik 3,3 persen, sementara penjualan daring produk pakaian tumbuh 1,2 persen.

Dari sisi ekspor, Tiongkok mencatatkan nilai ekspor tekstil dan garmen sebesar 116,7 miliar dolar AS (sekitar Rp1.895 triliun), mengalami pertumbuhan 1,0 persen dibanding tahun sebelumnya. Di dalamnya, ekspor tekstil saja menyumbang 58,5 miliar dolar AS (sekitar Rp949 triliun), naik sebesar 2,5 persen secara tahunan.

Data ini mencerminkan ketahanan dan daya saing industri tekstil Tiongkok di tengah tekanan ekonomi global. Meskipun menghadapi penurunan pendapatan secara keseluruhan, peningkatan pada output produksi, ekspor, dan penjualan ritel memberikan sinyal positif terhadap stabilitas sektor ini dalam jangka menengah.