Print

Pable, startup daur ulang tekstil, bersama Brillington Establishment menghadirkan koleksi Tailored Sustainable Fashion Pieces untuk pasar Jepang dan Inggris melalui acara “Tailored for Tomorrow” di butik Brillington, Jakarta, Jumat (12/9). Kolaborasi ini menjadi langkah nyata dalam menunjukkan potensi Indonesia bersaing di kancah internasional dengan karya mode berkelanjutan.

Pable memanfaatkan limbah tekstil pasca-produksi untuk diolah kembali menjadi serat, benang, hingga kain baru bernama Pabtex, yang bersertifikasi RCS 100 sebagai standar internasional untuk material daur ulang. Proses ini melibatkan komunitas penenun lokal dari Pasuruan, Jawa Timur, sebagai bagian dari praktik ekonomi sirkular.

Menurut Aryenda Atma, Co-Founder dan CEO Pable, jika tidak ada tindakan, limbah tekstil Indonesia diperkirakan mencapai 3,9 juta ton pada 2030. Namun, potensi daur ulang sangat besar sehingga bisa menghasilkan pakaian untuk generasi mendatang. Hingga kini, Pable telah mendaur ulang lebih dari 300 ton limbah tekstil, yang berdampak pada penghematan 297 juta liter air, penurunan emisi karbon sebesar 15 juta kilogram CO₂, serta mengurangi kebutuhan lahan TPA hingga 6.000 m².

Material hasil daur ulang tersebut kemudian diproses menjadi busana elegan berkelas internasional oleh master tailor Brillington. Audrey, Founder Brillington Establishment, menegaskan bahwa kolaborasi ini membuktikan kemampuan tailoring Indonesia melahirkan karya mendunia tanpa meninggalkan identitas lokal.

Acara ini juga mempertemukan sejumlah brand lokal seperti Be4Women, OQ Essentials, Organiq x Galih Collection, dan Atimoré, yang turut menampilkan wajah masa depan mode berkelanjutan Indonesia. Melalui kolaborasi ini, karya fashion ramah lingkungan Tanah Air tidak hanya diposisikan sebagai solusi atas masalah limbah tekstil, tetapi juga sebagai simbol budaya, keahlian, dan daya saing di pasar global.