Print

PT Pan Brothers Tbk resmi mengundurkan diri dari keanggotaan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) setelah melalui pertimbangan panjang. Perusahaan menilai API sudah tidak lagi menjadi wadah yang tepat untuk mewakili kepentingan Pan Brothers maupun ekosistem industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional.

Vice CEO PT Pan Brothers Tbk, Anne Patricia Sutanto, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena organisasi tersebut dinilai telah bergeser dari tujuan awalnya, yakni menjadi platform bersama untuk memperjuangkan kepentingan seluruh pelaku usaha tekstil dan garmen di Indonesia. Menurutnya, langkah mundur ini memungkinkan Pan Brothers untuk lebih fokus pada strategi bisnis, komitmen keberlanjutan, serta kontribusi nyata dalam memperkuat industri tekstil Indonesia di kancah global.

Sejalan dengan dinamika global, Pan Brothers menilai diperlukan adanya wadah asosiasi baru yang lebih kolektif, inklusif, dan kondusif dalam menjaring serta memperkuat ekosistem industri TPT. Asosiasi semacam itu diharapkan dapat menghadirkan ruang kolaborasi yang sehat antar-pelaku industri, mendorong sinergi dengan pemerintah maupun mitra internasional, sekaligus menjadi representasi kuat bagi kepentingan industri tekstil nasional di tingkat dunia.

Bagi Pan Brothers, keberadaan asosiasi yang mumpuni sangat penting untuk menjadikan industri apparel dan tekstil tetap sebagai tulang punggung sektor padat karya, yang tidak hanya berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional, tetapi juga menjunjung tinggi keadilan sosial, keberlanjutan, dan nilai-nilai ekonomi Pancasila. Karena itu, pengunduran diri dari API dipandang sebagai langkah terbaik guna menjaga konsistensi dan komitmen perusahaan ke depan.

Meski tidak lagi menjadi bagian dari API, Pan Brothers menegaskan akan tetap berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, baik di dalam negeri maupun internasional, untuk mendorong pertumbuhan industri TPT yang lebih berkelanjutan, berdaya saing, dan adaptif terhadap tantangan global. Komitmen perusahaan tetap terfokus pada agenda dekarbonisasi, efisiensi energi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta pengembangan rantai pasok yang inklusif.