Print

PT Trisula International Tbk (TRIS) optimistis perjanjian dagang Indonesia dengan Kanada (Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement/ICA-CEPA) dan Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA) akan membuka peluang ekspor baru bagi perseroan.

Direktur Utama TRIS, Widjaya Djohan, menyebut kesepakatan tersebut memberikan potensi signifikan, meski dampaknya belum akan langsung terasa. Saat ini, TRIS masih berfokus memperkuat pasar utama untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan. Namun, perusahaan tetap terbuka terhadap peluang ekspor ke Kanada jika terdapat prospek yang menjanjikan.

Di Eropa, kontribusi ekspor TRIS tercatat sebesar 7% dari Inggris dan 6% dari Belanda. Dengan IEU-CEPA yang berlaku efektif pada 1 Januari 2027, perseroan menilai peluang ekspansi ke pasar Uni Eropa semakin besar, terutama karena tarif masuk akan dihapuskan.

Hingga semester I-2025, TRIS membukukan penjualan Rp 767,86 miliar atau tumbuh 10% secara tahunan. Laba bersih meningkat 20% menjadi Rp 51,58 miliar. Dengan capaian tersebut, TRIS menargetkan pertumbuhan penjualan 10% hingga akhir tahun, seiring potensi penambahan klien baru di Amerika Serikat.

Menurut Widjaya, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif karena mendapat tarif tambahan lebih rendah dibandingkan negara pesaing di industri garmen global. Hal ini diharapkan mampu mendongkrak pesanan baru dari klien internasional.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan, TRIS menjalankan sejumlah strategi, mulai dari memperkuat sinergi antarentitas dalam grup, memperluas fleksibilitas layanan, hingga meningkatkan efisiensi. Salah satu upaya diwujudkan melalui Trisco, yang menawarkan fleksibilitas tinggi dengan minimum order mulai dari 1 hingga 10.000 pcs, harga yang menyesuaikan volume pesanan, hingga layanan cepat dengan turnaround order ke delivery hanya dalam 12 hari kerja.

Selain itu, TRIS memperluas diversifikasi pasar dengan penetrasi ke hampir seluruh benua, mulai dari Amerika, Australia, Eropa, hingga Asia. “Hanya Afrika yang saat ini belum menjadi fokus ekspor kami,” jelas Widjaya.

Dengan kombinasi strategi operasional, diversifikasi pasar, dan peluang dari perjanjian dagang internasional, TRIS meyakini target kinerja 2025 tetap berada di jalur yang tepat.