Print

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tengah menghadapi tantangan besar dalam menjaga daya saing di tengah gempuran produk impor. Sekretaris Jenderal Asosiasi Garment dan Tekstil Indonesia (AGTI), Rizal Tanzil Rakhman, menegaskan bahwa dukungan pemerintah terhadap ketersediaan bahan baku dan kemudahan ekspansi menjadi kunci penting untuk memperkuat sektor ini.

Menurut Rizal, pelaku industri kerap menemui kendala dalam proses perizinan yang panjang dan rumit saat hendak melakukan perluasan usaha. Padahal, kemudahan perizinan merupakan langkah strategis agar industri nasional dapat tumbuh lebih cepat dan mampu menghadapi persaingan global. “Terutama dalam penyediaan bahan baku dan penyederhanaan perizinan bagi industri yang ingin memperluas investasi,” ujar Rizal, Kamis (13/11/2025).

Ia juga menyoroti pentingnya jaminan ketersediaan bahan baku benang partially oriented yarn (POY) dengan harga yang wajar. Keputusan pemerintah untuk tidak menerapkan bea masuk anti-dumping (BMAD) terhadap POY dan draw textured yarn (DTY) dinilai dapat menumbuhkan investasi baru di industri hulu benang. Kebijakan tersebut menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha yang ingin memperkuat struktur produksi dari hulu hingga hilir.

Salah satu contoh keberhasilan pelaku industri dalam negeri adalah PT Citra Terus Makmur (CTM), yang terus mengembangkan kapasitas produksinya untuk memenuhi kebutuhan industri tekstil nasional. Rizal menilai ekspansi CTM merupakan bukti nyata bahwa pelaku usaha Indonesia memiliki daya saing tinggi dan mampu berkompetisi bahkan dengan negara besar seperti China.

“Keberhasilan CTM menunjukkan bahwa industri tekstil nasional bisa bersaing bukan karena perlindungan regulasi, melainkan karena kekuatan daya saing dan efisiensi produksinya. Ini membuktikan bahwa Indonesia mampu fight dengan kekuatan sendiri,” tegasnya.

Rizal juga menyampaikan kebanggaan AGTI terhadap anggotanya yang berani mengambil langkah ekspansi di tengah situasi global yang menantang. Menurutnya, semangat seperti yang ditunjukkan CTM perlu menjadi inspirasi bagi seluruh pelaku industri untuk menjawab tantangan dengan peningkatan daya saing, bukan sekadar mengandalkan proteksi.

Dengan dukungan kebijakan yang tepat serta semangat kompetitif dari pelaku industri, sektor tekstil nasional diyakini dapat terus berkembang dan memperkuat posisinya di pasar global.