Print

Pelaku UMKM tekstil dan konveksi menyambut dengan penuh apresiasi langkah tegas pemerintah dalam menindak impor pakaian bekas ilegal yang selama lebih dari satu dekade melemahkan industri sandang nasional. Upaya penertiban tersebut dinilai membawa harapan baru bagi usaha kecil yang selama ini berjuang menghadapi gempuran produk thrifting impor.

Bentuk apresiasi para pelaku UMKM tersebut diwujudkan melalui aksi seni bertajuk Jersey untuk Pak Menteri yang digelar di pelataran Fatahilah, Kota Tua Jakarta, Minggu (16/11) malam. Kegiatan ini melibatkan berbagai komunitas kreatif sebagai simbol dukungan kepada pemerintah dan sebagai ungkapan terima kasih atas keberpihakan terhadap industri dalam negeri.

Prama Tirta, salah satu pelaku UMKM konveksi, menyampaikan bahwa aksi ini merupakan bentuk penghormatan kepada Presiden Prabowo Subianto, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Menteri Perdagangan Budi Santoso, dan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang dinilai berperan besar dalam menghentikan masuknya pakaian bekas ilegal. Ia juga memberikan apresiasi kepada aparat dan lembaga penegak hukum yang telah konsisten menindak penyelundupan barang bekas impor.

Menurut Prama, kebijakan pemerintah ini memberikan angin segar bagi pelaku UMKM yang selama bertahun-tahun terdampak PHK dan penurunan produksi akibat membanjirnya produk ilegal. Ia secara khusus memuji keberanian Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam memperketat pengawasan dan menutup jalur pemasukan pakaian bekas ilegal. Langkah tersebut dinilai mampu memulihkan semangat pelaku usaha konveksi untuk bangkit dan berdaya kembali.

Prama yang juga CEO Sinergi ADV Nusantara menegaskan bahwa penegakan aturan ini menjadi momentum penting untuk memutus aliran barang ilegal yang selama ini merusak ekosistem industri tekstil domestik. Menurutnya, dampak pakaian bekas impor dirasakan bukan hanya pedagang, tetapi juga seluruh rantai produksi industri sandang, dari pabrik kain hingga industri pendukung lain yang mempekerjakan banyak tenaga kerja.

Ia menekankan bahwa Indonesia membutuhkan penciptaan lapangan kerja baru, bukan banjir pakaian bekas. Dengan kembali bergeraknya produksi dalam negeri, berbagai sektor industri pendukung dapat kembali menyerap tenaga kerja secara signifikan.

Aksi seni tersebut turut dimeriahkan oleh kolaborasi antara Sinergi ADV Nusantara, kelompok Marjinal, Orkes Trotoar, Buntung Cees, Katababa, serta komunitas Citayam All Star. Para seniman dan kreator muda seperti Bonge, Jeje, Roy, Kurma, dan lainnya menampilkan pertunjukan seni jalanan serta menyerahkan jersey sebagai simbol apresiasi kepada pemerintah.

Sementara itu, pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam menindak impor pakaian bekas ilegal. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa peredaran thrifting impor harus diberantas karena dianggap merugikan industri tekstil lokal. Sebelumnya, Kementerian Perdagangan bersama BIN dan BAIS TNI menyaksikan pemusnahan 500 bal pakaian bekas ilegal di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan bahwa langkah tegas pemerintah ini merupakan bukti kesungguhan dalam menjaga ketertiban perdagangan sekaligus melindungi pelaku usaha dan konsumen dalam negeri. Dengan kolaborasi antara pemerintah, aparat, dan pelaku UMKM, industri tekstil nasional diharapkan dapat kembali menggeliat dan menjadi tulang punggung ekonomi yang kuat.