Perjanjian Perdagangan Bebas Vietnam–Uni Eropa (EVFTA) telah membuka peluang besar bagi ekspor tekstil dan garmen Vietnam, terutama melalui insentif tarif yang luas. Namun, manfaat tersebut hanya dapat diraih apabila pelaku industri mampu memenuhi standar ketat pasar Eropa, termasuk tuntutan lingkungan, ketertelusuran, dan keberlanjutan yang kini menjadi “syarat masuk” dalam rantai pasok global.
Di tengah meningkatnya proteksionisme global dan kebijakan pajak timbal balik Amerika Serikat yang menggerus daya saing beberapa produk ekspor Vietnam, EVFTA menjadi gerbang penting untuk mendiversifikasi pasar. Industri tekstil—dengan ekspor lebih dari 40 miliar dolar AS per tahun dan menyerap lebih dari 2,5 juta tenaga kerja—dituntut beradaptasi cepat terhadap standar baru terkait asal barang, lingkungan, serta efisiensi rantai pasok. Diversifikasi ke pasar Eropa menjadi strategi krusial guna mengurangi ketergantungan berlebihan pada pasar AS.
Para ahli menilai bahwa EVFTA tidak hanya menyediakan insentif tarif, tetapi juga menjadi dorongan bagi perusahaan untuk meningkatkan lokalisasi produksi, memperkuat proses penenunan, pewarnaan, hingga penjahitan agar memenuhi aturan asal barang “from fabric”. Tantangan ini justru membuka peluang baru untuk menaikkan nilai tambah produk tekstil Vietnam. Dalam seminar terkait pemanfaatan EVFTA menghadapi kebijakan pajak timbal balik, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan menyebut Uni Eropa sebagai pasar ekspor terbesar kedua bagi tekstil Vietnam, sekaligus pintu bagi transformasi industri menuju model produksi hijau.
Penasihat Perdagangan Vietnam untuk Swedia dan wilayah Nordik, Nguyen Hoang Thuy, menekankan bahwa kebijakan pajak AS menjadi ujian kemampuan adaptasi perusahaan Vietnam. Namun, EVFTA menyediakan ruang strategis untuk memperluas pasar, terutama di negara-negara Nordik yang memiliki permintaan tinggi terhadap produk berkelanjutan. Di kawasan ini, kualitas lingkungan, ketertelusuran, dan kepatuhan sosial lebih dihargai dibanding harga murah. Karena itu, perusahaan Vietnam perlu beralih dari persaingan harga ke pengembangan produk bernilai tinggi dengan komponen ramah lingkungan, emisi rendah, dan asal-usul yang jelas.
Salah satu regulasi yang berpengaruh besar adalah Tanggung Jawab Produsen yang Diperluas (EPR) yang diterapkan Uni Eropa bagi industri tekstil. Aturan ini mewajibkan produsen bertanggung jawab atas seluruh siklus hidup produk, mulai dari desain hingga daur ulang. Hal ini membuka peluang bagi Vietnam untuk menjadi basis manufaktur hijau bagi Eropa, dengan catatan perusahaan berinvestasi pada teknologi daur ulang, energi bersih, dan tata kelola ESG yang kuat. Jika EVFTA adalah pintu masuk, maka EPR adalah ukuran apakah barang Vietnam dapat bertahan lama di pasar Eropa.
Pemerintah Vietnam terus memberikan dukungan melalui program promosi dagang, pengembangan merek nasional, dan kebijakan industri yang menekankan pengurangan emisi, efisiensi energi, digitalisasi rantai pasok, serta penguatan ketertelusuran bahan baku. Perusahaan juga didorong bekerja sama dengan lembaga pelatihan untuk mencetak tenaga kerja berkualitas tinggi yang menguasai aturan EVFTA maupun standar hijau Uni Eropa.
Untuk memaksimalkan insentif EVFTA, perusahaan eksportir tekstil dan garmen Vietnam perlu mengambil langkah konkret. Mereka harus memahami mendalam aturan asal barang, berinvestasi dalam teknologi modern seperti otomatisasi dan kecerdasan buatan, serta memperkuat penelitian dan pengembangan. Selain itu, komitmen terhadap keberlanjutan menjadi hal yang tak terelakkan: penggunaan material daur ulang, pengurangan emisi selama produksi, peningkatan efisiensi sumber daya, serta peningkatan tingkat lokalisasi agar produk benar-benar memenuhi standar Eropa.
Dengan kombinasi inovasi teknologi, transformasi hijau, dan pemanfaatan penuh fasilitas EVFTA, industri tekstil Vietnam berada pada jalur yang tepat untuk meningkatkan daya saing global. Tantangan dari pasar tradisional justru menjadi momentum bagi Vietnam untuk menempatkan diri sebagai pemain penting dalam rantai pasok fesyen berkelanjutan dunia.