Industri tekstil dan garmen Vietnam diperkirakan mencatat kinerja solid sepanjang 2025 dengan nilai ekspor mencapai 46 miliar dolar AS dan surplus perdagangan sekitar 21 miliar dolar AS. Capaian ini memperkuat posisi Vietnam sebagai salah satu dari tiga eksportir tekstil dan garmen terbesar di dunia, sekaligus menegaskan perannya yang semakin strategis dalam rantai pasok global.
Kinerja tersebut menjadi salah satu sorotan dalam Kongres ke-7 Asosiasi Tekstil dan Garmen Vietnam (VITAS) yang digelar di Hanoi pada 16–17 Desember. Dalam forum tersebut, VITAS meninjau perjalanan industri pada periode 2020–2025 serta merumuskan arah pengembangan sektor tekstil dan garmen untuk lima tahun ke depan. Ketua VITAS, Vu Duc Giang, menyampaikan bahwa pertumbuhan ini tidak lepas dari langkah proaktif dunia usaha dan peran asosiasi sebagai penghubung antarpemangku kepentingan.
Menurutnya, nilai ekspor tekstil dan garmen Vietnam pada 2025 diproyeksikan meningkat 5,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, rasio nilai tambah domestik diperkirakan mencapai sekitar 52 persen, mencerminkan kemajuan industri dalam mengamankan pasokan bahan baku dan komponen secara lebih mandiri. Peningkatan nilai tambah ini dinilai penting untuk memperkuat daya saing jangka panjang di tengah ketatnya persaingan global.
Meski demikian, industri tekstil dan garmen Vietnam masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari fluktuasi geopolitik, dinamika tarif, hingga perubahan pola pembelian global. Kondisi tersebut mendorong pelaku usaha untuk menata ulang posisi dalam rantai pasok dan beradaptasi dengan model produksi multinasional. Di sisi lain, perkembangan robotisasi, kecerdasan buatan, serta tuntutan keberlanjutan dan mode ramah lingkungan menjadi tekanan sekaligus peluang untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing.
Wakil Presiden sekaligus Sekretaris Jenderal VITAS, Truong Van Cam, menambahkan bahwa pada 2025 ekspor tekstil dan garmen Vietnam menjangkau 138 pasar. Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, ASEAN, dan Tiongkok tetap menjadi tujuan utama, sementara ekspansi terus didorong ke kawasan CIS, Afrika, dan Timur Tengah. Stabilnya tarif Amerika Serikat turut memberi kepastian, bahkan sejumlah perusahaan telah mengantongi pesanan hingga awal 2026 atau lebih.
Menatap ke depan, ekonom Can Van Luc menilai tahun 2026 berpotensi diwarnai ketidakpastian seiring kemungkinan perubahan kebijakan perdagangan global. Namun demikian, fondasi ekonomi Vietnam dinilai masih cukup kuat untuk menopang kinerja ekspor. Ia merekomendasikan agar perusahaan memperkuat manajemen risiko, mempercepat transformasi digital, serta mengadopsi teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan bergerak ke segmen bernilai tambah tinggi.
Dalam periode 2025–2030, VITAS menargetkan ekspor tekstil dan garmen Vietnam mencapai 64,5 miliar dolar AS pada 2030 dengan pertumbuhan rata-rata 6,5–7 persen per tahun. Selain itu, pasar domestik ditargetkan tumbuh hingga 8–9 miliar dolar AS. Fokus pengembangan diarahkan pada strategi penghijauan dan digitalisasi, peningkatan tingkat lokalisasi di atas 60 persen, serta pembangunan merek fesyen Vietnam agar mampu bersaing di pasar global.