Print

Industri mode Inggris menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan sepanjang tahun 2025, menandai titik balik penting setelah sektor ini terhimpit selama dua tahun berturut-turut. Berdasarkan data terbaru dari Office for National Statistics (ONS), meskipun nilai impor pakaian pada bulan Oktober 2025 mengalami sedikit penurunan tahunan sebesar 1,87 persen menjadi £1,832 miliar (sekitar $2,44 miliar), tren keseluruhan dalam kuartal ketiga tahun ini menunjukkan gairah belanja yang kembali menguat di pasar Britania Raya.

Lonjakan yang paling mencolok terlihat pada kinerja kuartal ketiga (Q3) 2025, di mana Inggris mengimpor pakaian senilai £4,932 miliar. Angka ini melonjak tajam sebesar 15,12 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, dan naik lebih dari 21 persen dibandingkan kuartal kedua 2025. Pertumbuhan kuartalan yang kuat ini menunjukkan bahwa merek-merek fesyen di Inggris mulai berani melakukan pemesanan dalam volume besar, menyusul membaiknya angka penjualan ritel selama musim panas yang lalu.

Kondisi ini merupakan perubahan drastis jika dibandingkan dengan performa industri pada tahun 2023 dan 2024. Sepanjang tahun 2024, impor pakaian Inggris sempat anjlok lebih dari 7 persen akibat sentimen konsumen yang lesu di bawah tekanan inflasi. Kondisi yang lebih buruk terjadi pada tahun 2023, di mana nilai impor terjun bebas hingga hampir 26 persen karena para peritel sibuk memangkas tumpukan stok berlebih yang terakumulasi pasca-pandemi. Pemulihan di tahun 2025 ini mengindikasikan bahwa rumah tangga di Inggris mulai kembali memprioritaskan belanja diskresi seperti pakaian, setelah sebelumnya sangat berhati-hati dan hanya berfokus pada kebutuhan pokok.

Di sisi lain, sektor bahan baku seperti kain dan serat tekstil juga mulai menunjukkan pergerakan positif meskipun masih fluktuatif. Pada bulan Oktober 2025, impor kain dan serat memang sedikit menurun dibandingkan tahun lalu, namun jika dibandingkan secara bulanan (Oktober terhadap September), volume impor kedua komoditas ini justru meningkat. Kenaikan bulanan ini mencerminkan adanya aktivitas yang mulai aktif di pabrik-pabrik lokal dan persiapan stok kain oleh para manufaktur untuk menghadapi musim-musim berikutnya.

Kembalinya kekuatan impor pakaian Inggris ke angka miliaran dolar ini memberikan angin segar bagi negara-negara eksportir garmen global. Setelah melewati fase koreksi inventaris yang menyakitkan selama dua tahun terakhir, pasar Inggris kini kembali terbuka luas. Para analis melihat bahwa selama tekanan inflasi dapat terus terkendali dan daya beli masyarakat tetap stabil, tren pertumbuhan impor tekstil dan pakaian jadi Inggris di penghujung tahun 2025 ini dapat menjadi fondasi yang kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan di tahun 2026 mendatang.