Industri garmen di Indonesia, terutama di daerah Purwakarta dan Karawang, mengalami gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mengkhawatirkan. Berbagai pabrik, satu per satu, dilaporkan tutup total atau memindahkan operasinya keluar dari daerah tersebut. Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat & Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, mengungkapkan bahwa tren PHK dan tutupnya pabrik masih berlanjut. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, hanya tersisa sedikit perusahaan garmen di Karawang, dengan banyaknya pindah ke Jawa Tengah.

Sebelum tahun 2014, lebih dari 10 perusahaan skala besar beroperasi di Karawang dalam industri garmen. Namun, situasi berubah drastis sejak saat itu. Bahkan, saat pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2020, meskipun tidak ada pabrik yang tutup secara permanen, namun produksi dipangkas hingga 50% dan karyawan dirumahkan sementara.

Salah satu faktor utama yang memicu kehancuran industri ini adalah anjloknya kinerja ekspor. Meskipun pasar domestik masih memberikan kontribusi, serbuan impor barang garmen menjadi tantangan besar. Redma menyampaikan bahwa proyeksi ekspor tahun ini mengalami penurunan sebesar 13% dari tahun sebelumnya, dengan volume ekspor yang turun hingga 15% per September 2023.

Kondisi pasar yang dipenuhi oleh impor ilegal semakin mempersulit situasi ini, meskipun data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan impor. Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan antara data resmi dan kondisi lapangan yang sesungguhnya.

Selain faktor eksternal, kebijakan kenaikan upah juga menjadi beban bagi para pengusaha di industri garmen. Mereka merasa terpojok, dengan opsi terbatas: harus menaikkan harga produk atau bahkan menutup usaha jika tidak mampu mengakomodasi kenaikan biaya produksi.

Industri garmen di Purwakarta dan Karawang menghadapi tantangan serius. Diperlukan langkah konkret baik dari pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya untuk merestrukturisasi industri ini agar bisa bersaing secara global, menjaga pasar dalam negeri, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan industri dalam negeri.