Presiden Uganda, Yoweri Kaguta Museveni, telah memulai diskusi dengan Asosiasi Produsen Uganda (UMA) untuk mencari strategi guna merevitalisasi sektor tekstil domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor. Langkah ini menegaskan komitmen Uganda untuk memperkuat industri lokal dan meningkatkan kemandirian ekonomi. Dalam pertemuan terbaru dengan perwakilan UMA, Presiden Museveni meminta saran mengenai inisiatif untuk membangkitkan dan melindungi industri tekstil negara tersebut, yang memainkan peran penting dalam lanskap ekonomi Uganda. Salah satu langkah utama yang dibahas adalah pengenaan pajak pada impor tekstil, yang bertujuan untuk mendorong produksi lokal dan menstimulasi pertumbuhan sektor tersebut.
Nigeria berhasil mengamankan investasi senilai $3,5 miliar di sektor tekstil, kapas, dan pakaian domestiknya sepanjang tahun lalu, menandai langkah signifikan menuju revitalisasi industri yang telah lama mati suri. Pencapaian ini diumumkan oleh Doris Uzoka-Anite, Menteri Perindustrian, Perdagangan, dan Investasi Nigeria.
Kenya siap mendapatkan dorongan ekonomi yang signifikan dengan diresmikannya Pabrik Kemasan Nexgen Kenya, sebuah pabrik mutakhir yang terletak di Zona Pengolahan Ekspor di Athi River, Nairobi. Dijadwalkan untuk besok, upacara pembukaan akan dipimpin oleh Presiden Kenya William Ruto, menandakan komitmen negara dalam mendorong pertumbuhan industri dan menciptakan peluang kerja.
Dalam langkah signifikan untuk meningkatkan perdagangan di dalam benua Afrika, Menteri Perdagangan dan Industri Ghana, Kobina Tahir Hammond, mengumumkan bahwa 700 produk telah menerima sertifikasi aturan asal di bawah Kawasan Perdagangan Bebas Benua Afrika (AfCFTA). Sertifikasi ini memungkinkan produk-produk tersebut untuk diperdagangkan lebih bebas melintasi perbatasan Afrika, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan integrasi regional.
Meskipun upaya yang dilakukan oleh Bank Sentral Nigeria (CBN) untuk membangkitkan kembali sektor tekstil, impor produk tekstil ke Nigeria telah melonjak secara signifikan sebesar 106,7 persen dalam waktu empat tahun. Data dari Badan Statistik Nasional (NBS) menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam impor tekstil dari N182,5 miliar pada tahun 2020 menjadi N377,1 miliar pada tahun 2023. Tren ini tetap berlanjut meskipun berbagai program intervensi bertujuan untuk meningkatkan produksi domestik.
Angka impor tekstil berada di level N278,8 miliar pada tahun 2021 dan N365,5 miliar pada tahun 2022, menunjukkan tren naik yang stabil. Program intervensi CBN meliputi dukungan keuangan, inisiatif pelatihan, dan pembatasan pertukaran valuta asing terhadap impor tekstil di pasar pertukaran resmi. Namun, langkah-langkah ini tampaknya belum memberikan dampak yang signifikan pada pertumbuhan sektor ini, seperti yang dilaporkan oleh media Nigeria.
Perbandingan yang mencolok dari tahun 1970-an dan awal 1980-an, ketika Nigeria memiliki lebih dari 180 pabrik tekstil yang mempekerjakan lebih dari satu juta orang, menyoroti sejauh mana penurunan sektor ini. Kemudian, lenyapnya perusahaan-perusahaan ini pada tahun 1990-an dapat dikaitkan dengan sejumlah tantangan, termasuk penyelundupan, impor liar, pasokan listrik yang tidak dapat diandalkan, dan kebijakan pemerintah yang tidak konsisten.
Saati ini, sekitar 90 persen produk tekstil yang dikonsumsi di Nigeria diimpor setiap tahun, menandakan ketergantungan yang signifikan pada pasar asing. Infrastruktur yang buruk dan biaya energi yang tinggi lebih memperparah situasi tersebut, menyebabkan biaya produksi yang tinggi di dalam negeri. Hal ini, pada gilirannya, membuat produk Nigeria tidak kompetitif dan mengurangi minat investasi potensial di sektor tersebut.
Kebangkitan kembali industri tekstil sangat penting untuk pembangunan ekonomi Nigeria, karena memiliki potensi untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi ketergantungan pada impor, dan merangsang produksi lokal. Mengatasi tantangan mendasar yang menghantui sektor ini, seperti penyelundupan, kekurangan infrastruktur, dan biaya energi, membutuhkan pendekatan komprehensif dan terkoordinasi dari pemerintah dan pemangku kepentingan industri.
Upaya untuk membangkitkan kembali sektor tekstil harus berfokus pada meningkatkan kemampuan produksi domestik, mendorong inovasi, dan menerapkan kebijakan yang mendorong daya saing dan keberlanjutan. Dengan menghidupkan kembali industri tekstil, Nigeria dapat memanfaatkan potensinya sepenuhnya sebagai pemain kunci di pasar tekstil global dan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif di seluruh negeri.
Page 1 of 3