Meskipun upaya yang dilakukan oleh Bank Sentral Nigeria (CBN) untuk membangkitkan kembali sektor tekstil, impor produk tekstil ke Nigeria telah melonjak secara signifikan sebesar 106,7 persen dalam waktu empat tahun. Data dari Badan Statistik Nasional (NBS) menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam impor tekstil dari N182,5 miliar pada tahun 2020 menjadi N377,1 miliar pada tahun 2023. Tren ini tetap berlanjut meskipun berbagai program intervensi bertujuan untuk meningkatkan produksi domestik.
Angka impor tekstil berada di level N278,8 miliar pada tahun 2021 dan N365,5 miliar pada tahun 2022, menunjukkan tren naik yang stabil. Program intervensi CBN meliputi dukungan keuangan, inisiatif pelatihan, dan pembatasan pertukaran valuta asing terhadap impor tekstil di pasar pertukaran resmi. Namun, langkah-langkah ini tampaknya belum memberikan dampak yang signifikan pada pertumbuhan sektor ini, seperti yang dilaporkan oleh media Nigeria.
Perbandingan yang mencolok dari tahun 1970-an dan awal 1980-an, ketika Nigeria memiliki lebih dari 180 pabrik tekstil yang mempekerjakan lebih dari satu juta orang, menyoroti sejauh mana penurunan sektor ini. Kemudian, lenyapnya perusahaan-perusahaan ini pada tahun 1990-an dapat dikaitkan dengan sejumlah tantangan, termasuk penyelundupan, impor liar, pasokan listrik yang tidak dapat diandalkan, dan kebijakan pemerintah yang tidak konsisten.
Saati ini, sekitar 90 persen produk tekstil yang dikonsumsi di Nigeria diimpor setiap tahun, menandakan ketergantungan yang signifikan pada pasar asing. Infrastruktur yang buruk dan biaya energi yang tinggi lebih memperparah situasi tersebut, menyebabkan biaya produksi yang tinggi di dalam negeri. Hal ini, pada gilirannya, membuat produk Nigeria tidak kompetitif dan mengurangi minat investasi potensial di sektor tersebut.
Kebangkitan kembali industri tekstil sangat penting untuk pembangunan ekonomi Nigeria, karena memiliki potensi untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi ketergantungan pada impor, dan merangsang produksi lokal. Mengatasi tantangan mendasar yang menghantui sektor ini, seperti penyelundupan, kekurangan infrastruktur, dan biaya energi, membutuhkan pendekatan komprehensif dan terkoordinasi dari pemerintah dan pemangku kepentingan industri.
Upaya untuk membangkitkan kembali sektor tekstil harus berfokus pada meningkatkan kemampuan produksi domestik, mendorong inovasi, dan menerapkan kebijakan yang mendorong daya saing dan keberlanjutan. Dengan menghidupkan kembali industri tekstil, Nigeria dapat memanfaatkan potensinya sepenuhnya sebagai pemain kunci di pasar tekstil global dan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif di seluruh negeri.