Presiden Uganda, Yoweri Kaguta Museveni, telah memulai diskusi dengan Asosiasi Produsen Uganda (UMA) untuk mencari strategi guna merevitalisasi sektor tekstil domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor. Langkah ini menegaskan komitmen Uganda untuk memperkuat industri lokal dan meningkatkan kemandirian ekonomi. Dalam pertemuan terbaru dengan perwakilan UMA, Presiden Museveni meminta saran mengenai inisiatif untuk membangkitkan dan melindungi industri tekstil negara tersebut, yang memainkan peran penting dalam lanskap ekonomi Uganda. Salah satu langkah utama yang dibahas adalah pengenaan pajak pada impor tekstil, yang bertujuan untuk mendorong produksi lokal dan menstimulasi pertumbuhan sektor tersebut.
Saat ini, hanya sebagian kecil—sekitar sepuluh persen—kapas Uganda yang diolah di dalam negeri. UMA bertujuan untuk meningkatkan angka ini secara signifikan, dengan menekankan potensi transformasi yang dimiliki oleh pemanfaatan penuh sumber daya kapas Uganda. Deo Kayemba, Ketua UMA, menyoroti pentingnya memaksimalkan nilai produksi kapas Uganda. Dia menyatakan bahwa jika 90 persen kapas yang tersisa dapat diolah secara lokal, hal ini akan mendorong perkembangan ekonomi yang substansial.
Visi UMA tidak hanya terbatas pada pemulihan industri yang segera, tetapi juga mencakup tujuan ekonomi yang lebih luas untuk Uganda. Ini termasuk target ambisius untuk memperluas ekonomi dari valuasi saat ini sebesar $55 miliar menjadi $500 miliar. Aspirasi tersebut menegaskan dedikasi UMA untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui pengembangan industri strategis dan pemanfaatan sumber daya lokal.
Keterlibatan proaktif Presiden Museveni dengan UMA mencerminkan upaya bersama untuk memanfaatkan potensi Uganda dalam sektor tekstil, sejalan dengan tujuan nasional untuk industrialisasi dan pemberdayaan ekonomi. Dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi produsen lokal dan memprioritaskan penambahan nilai pada bahan baku, Uganda bertujuan untuk memperkuat basis industrinya, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada barang impor.
Seiring dengan berjalannya diskusi dan pelaksanaan inisiatif, para pemangku kepentingan optimis terhadap dampak transformasional pada ekonomi Uganda. Kolaborasi antara pemerintah dan pemimpin industri menandakan pendekatan terpadu menuju kemakmuran jangka panjang dan ketahanan ekonomi melalui pertumbuhan industri yang berkelanjutan.
Sebagai kesimpulan, komitmen Uganda untuk merevitalisasi industri tekstilnya menegaskan fokus strategis pada diversifikasi ekonomi dan pembangunan kapasitas lokal. Dengan dukungan UMA dan intervensi kebijakan yang strategis, Uganda siap untuk memanfaatkan sumber daya alamnya secara efektif, membuka jalan bagi pembangunan ekonomi yang inklusif dan peningkatan daya saing global di pasar tekstil.