Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) yang masih menjadi tulang punggung industri nasional. Dukungan ini ditegaskan oleh Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Taufik Bawazier, saat meresmikan pabrik tekstil baru di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Di tengah tantangan ekonomi global, termasuk ketidakpastian pasar ekspor, industri TPT Indonesia masih mampu menunjukkan performa yang positif. Pada triwulan pertama 2025, sektor ini mencatatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4,64% dan memberikan kontribusi sebesar 0,99% terhadap total PDB nasional.
Menurut Taufik, pemerintah memiliki komitmen kuat untuk menjaga daya saing dan keberlangsungan industri TPT dalam negeri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong transformasi industri menuju era Industri 4.0 melalui pemanfaatan teknologi kunci seperti artificial intelligence (AI), bahan tekstil inovatif (novel fabrics), dan internet of things (IoT).
Taufik juga menekankan pentingnya melindungi pasar domestik, mengingat sekitar 80% konsumsi TPT berada di dalam negeri. Pemerintah, katanya, mendorong pembangunan ekosistem industri dari hulu ke hilir agar kebutuhan bahan baku dapat sepenuhnya dipenuhi oleh produksi dalam negeri, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap impor dan memperkuat kemandirian industri nasional.