PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL), perusahaan yang bergerak di sektor tekstil, mengumumkan bahwa utilisasi pabrik tekstilnya saat ini mencapai 75%, angka yang di atas rata-rata industri. Hal ini diungkapkan oleh Direktur BELL, Karsongno Wongso Djaja, dalam konferensi pers pada Kamis (25/1). Sebagai anak usaha PT Trisula International Tbk (TRIS), BELL memiliki fokus sebagai produsen tekstil dan distributor produk-produk perseroan, serta produk-produk ritel. Karsongno Wongso Djaja menyatakan, "Serupa dengan TRIS, kami juga akan memanfaatkan pengalaman kami yang lebih dari 50 tahun untuk dapat terus meningkatkan kinerja perseroan."
BELL, melalui brand JOBB dan Jack Nicklaus (JN), secara khusus berfokus pada segmen pasar menengah atas untuk produk ritelnya. Mereka menawarkan produk-produk dengan bahan berkualitas tinggi yang diproduksi oleh perusahaan. Karsongno menekankan bahwa perusahaan ini tidak hanya menjadi produsen, tetapi juga menyediakan layanan end-to-end supply chain, mulai dari pengadaan kain hingga produk jadi. Ini memberikan keunggulan bagi BELL dalam fleksibilitas berinovasi.
Sebagai produsen tekstil yang berorientasi pada kebutuhan pasar, BELL mampu memproduksi kain secara customized sesuai permintaan atau tren pasar. Karsongno contohkan bahwa perusahaan telah berhasil menghasilkan kain yang dapat beradaptasi dengan perubahan suhu, tahan air, memiliki sifat penyerapan keringat dan pengeringan yang cepat, penggunaan antibakteri, dan tahan terhadap sinar UV.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19, BELL juga telah menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan tren dan kebutuhan pasar. Mereka menciptakan foldable jaket dari kain anti bakteri dan anti air, menunjukkan kemampuan inovatif perusahaan dalam menghadapi situasi yang tidak terduga.
Karsongno menegaskan bahwa perusahaan terus berusaha meningkatkan produktivitas dan efisiensi dengan pembelian mesin-mesin baru dan modern. Hal ini dilakukan untuk menopang tingkat produksi seiring aktivitas ekonomi yang sudah kembali normal, memastikan BELL dapat memenuhi permintaan pasar.
Terkait dengan proyeksi pendapatan di tahun 2024, BELL menyatakan optimis untuk mendapatkan pertumbuhan pendapatan yang lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Rincian mengenai proyeksi ini akan diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan berikutnya.
Dalam pasar saham, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan spec buy untuk saham BELL, dengan level support sebesar Rp 71 per saham dan resistance Rp 78 per saham. Sementara itu, pengamat pasar modal & founder WH-Project William Hartanto merekomendasikan pendekatan wait and see untuk saham BELL. Menurutnya, "Rekomendasinya wait and see, karena belum ada lonjakan volume yang menandai awal mulanya tren."
Investor dan pemegang saham perusahaan ini diharapkan untuk memperhatikan rekomendasi analis dan perkembangan lebih lanjut dalam mengambil keputusan investasi. Seiring dengan kinerja positif dan strategi inovatif BELL, para pelaku pasar dapat mengantisipasi potensi pertumbuhan yang menjanjikan.