Pakaian bukan hanya soal mode, tetapi juga dapat menjadi bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan. Di tengah meningkatnya perhatian terhadap isu pencemaran akibat limbah tekstil, memilih bahan pakaian yang ramah lingkungan menjadi langkah penting yang bisa memberikan dampak besar. Kain yang kita pilih saat berbelanja dapat membantu mendukung gaya hidup berkelanjutan dan mengurangi kontribusi terhadap masalah limbah.

Salah satu cara sederhana untuk berkontribusi terhadap lingkungan adalah dengan memilih pakaian yang terbuat dari bahan alami dan mudah didaur ulang. Christina, Co-Founder EcoTouch, mengungkapkan bahwa kain sintetis sebaiknya dihindari. Kain sintetis, yang biasanya memiliki tekstur licin, elastis, dan mengkilap, lebih sulit didaur ulang karena teknologi daur ulang saat ini masih terbatas untuk memisahkan serat dari kain tersebut.

Selain itu, Christina juga menyarankan untuk menghindari pakaian yang memiliki terlalu banyak aksesoris seperti kancing atau sablon. Pakaian dengan banyak aksesoris akan menyulitkan proses daur ulang, sekaligus berpotensi meningkatkan jumlah mikroplastik yang terbawa ke lingkungan ketika pakaian tersebut dibuang. Mikroplastik ini bisa mencemari perairan dan ekosistem, menambah masalah pencemaran global.

Menurut Christina, kain yang berbahan sintetis mudah meleleh, sementara pakaian yang terbuat dari bahan alami memiliki daya tahan yang lebih baik. Pakaian berbahan alami juga lebih tahan lama, sehingga tidak perlu sering diganti. Dengan begitu, konsumsi pakaian baru pun bisa dikurangi, membantu menekan jumlah limbah kain yang dihasilkan.

Dengan memilih pakaian berbahan alami dan tahan lama, kita tidak hanya menjaga penampilan, tetapi juga berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Sebuah langkah kecil yang berdampak besar untuk masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.