Industri tekstil Indonesia sedang menghadapi tekanan yang semakin berat, dengan berbagai tantangan yang melanda sektor ini, seperti penurunan permintaan global, fluktuasi nilai tukar dolar, dan ketatnya persaingan pasar. Salah satu dampak paling besar adalah kebangkrutan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), yang telah dinyatakan pailit. Meski begitu, masih ada beberapa perusahaan tekstil yang tetap bertahan, berkat kepemimpinan para taipan yang menjadi pilar di balik bisnis-bisnis tersebut.
1. PT Argo Pantes Tbk (ARGO) - The Ning King
Perusahaan ini didirikan oleh The Ning King dan merupakan bagian dari Argo Manunggal Group. Meski industri tekstil sedang goyah, PT Argo Pantes masih mampu mencatat pendapatan sebesar Rp25,8 miliar dengan laba bersih Rp1,86 miliar hingga pertengahan 2024. Ning King, yang pernah masuk dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia versi Forbes, telah membangun pondasi yang kuat sejak mendirikan Argo Pantes pada tahun 1977.
2. PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) - Sri Prakash Lohia
Sri Prakash Lohia, salah satu orang terkaya di Indonesia, mendirikan Indo-Rama Synthetics yang kini menjadi pemain utama di industri tekstil. Meski mencatat rugi bersih pada kuartal II/2024, perusahaan ini masih menghasilkan pendapatan sebesar US$193,83 juta. Lohia, dengan pengalaman lebih dari 50 tahun, terus memperkuat posisinya dalam industri ini meski menghadapi tekanan biaya produksi yang tinggi.
3. PT Trisula International Tbk (TRIS) - Tirta Suherlan
Perusahaan yang didirikan oleh Tirta Suherlan pada 1968 ini terus bertahan dan bahkan mencatat pendapatan Rp351,99 miliar dengan laba bersih Rp6,65 miliar pada kuartal II/2024. Trisula International juga merencanakan pembagian dividen, menandakan keberlanjutan operasional yang stabil di tengah tantangan industri.
4. PT Pan Brothers Tbk (PBRX) - Ludijanto Setijo
PT Pan Brothers adalah salah satu raksasa industri garmen di Indonesia yang didirikan oleh Ludijanto Setijo pada 1980. Meski kinerja perusahaan mengalami penurunan, Pan Brothers tetap mencatat pendapatan sebesar US$92,25 juta dengan laba bersih US$124.909 pada kuartal II/2024. Perusahaan ini juga dikenal memproduksi merek-merek terkenal seperti Calvin Klein dan Zara.
5. PT Golden Flower Tbk (POLU) - Nico Purnomo Po
PT Golden Flower yang dipimpin oleh Nico Purnomo Po tetap kokoh dengan pendapatan Rp36,69 miliar dan laba bersih Rp2,04 miliar pada kuartal II/2024. Perusahaan ini didirikan oleh neneknya di Semarang dan terus tumbuh hingga menjadi pemasok merek-merek ternama dunia seperti Zara dan Muji.
6. PT Ever Shine Textile Tbk (ESTI) - Sung Pui Man
Didirikan oleh Sung Pui Man pada 1974, PT Ever Shine Textile terus bertahan dengan fokus pada produksi kain dan benang sintetis. Pada kuartal II/2024, perusahaan ini mencatat pendapatan US$5,67 juta dengan laba bersih US$187.475. Ever Shine menjadi salah satu perusahaan tekstil yang mampu menghadapi tantangan global berkat perencanaan bisnis yang matang dan langkah strategis dalam ekspansi internasional.
Meski industri tekstil Indonesia tengah menghadapi tantangan berat, deretan taipan ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang visioner dan pengalaman panjang dapat membantu perusahaan bertahan dan bahkan berkembang di tengah badai ekonomi.