Industri padat karya dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan gejala penurunan, terutama di sektor tekstil yang menjadi salah satu tulang punggung penyerapan tenaga kerja. Direktur Riset Socio-Economic & Educational Business Institute (SEEBI), Haryo Kuncoro, menilai bahwa gejala seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan penutupan pabrik bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri, melainkan akumulasi dari masalah struktural yang telah berlangsung lama.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Haryo mendorong adanya reindustrialisasi yang berfokus pada penguatan sektor padat karya. Ia menegaskan bahwa investasi tidak seharusnya hanya diarahkan pada sektor padat modal berskala besar, tetapi juga menyasar sektor yang memiliki daya serap tenaga kerja tinggi. Menurutnya, ini penting untuk menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan sosial.

Haryo menyoroti perlunya desain besar atau grand design dalam kebijakan industri nasional. Regulasi seperti insentif dari Bank Indonesia, skema kredit, hingga kebijakan legislatif perlu dirancang secara terintegrasi untuk mengidentifikasi sektor padat karya yang memiliki potensi besar namun kurang terfasilitasi. Penataan ulang ini mendesak dilakukan agar intervensi yang dilakukan pemerintah benar-benar tepat sasaran dan berdampak luas.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa perlindungan pekerja harus menjadi bagian dari strategi pengembangan industri padat karya. Upah yang layak, jaminan sosial, dan standar keselamatan kerja dinilai penting untuk menciptakan ekosistem yang sehat. Haryo mengingatkan bahwa sektor padat karya tidak bisa terus bergantung pada paradigma upah murah. Sebaliknya, dibutuhkan pendekatan baru yang mengedepankan remunerasi yang masuk akal secara ekonomi.

Ketika industri padat karya berfungsi optimal, manfaat yang ditimbulkan tidak hanya sebatas penyerapan tenaga kerja. Sektor ini juga akan mendorong pertumbuhan sektor lainnya seperti logistik, perdagangan, dan jasa. Dengan demikian, keberadaannya berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus menjaga stabilitas sosial.

Diperlukan serangkaian regulasi yang holistik untuk menjadikan sektor padat karya sebagai penggerak utama ekonomi rakyat. Dengan perencanaan yang matang, insentif yang tepat, dan keberpihakan terhadap pekerja, industri ini bisa menjadi tulang punggung ekonomi yang tidak hanya produktif tetapi juga adil dan berkelanjutan