Upaya pelestarian budaya Indonesia kini semakin diarahkan untuk bertransformasi ke ranah digital. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar menegaskan komitmennya untuk memperkuat industri tekstil tradisional dan pelaku ekonomi kreatif agar mampu menembus pasar digital global.

Dalam pertemuan bersama Threads of Life, sebuah galeri tekstil tradisional asal Bali, Irene menyoroti pentingnya menjaga identitas budaya sekaligus menciptakan nilai ekonomi yang berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi yang selaras dengan kebutuhan pasar agar produk lokal bisa berkembang secara tepat sasaran.

CEO Threads of Life, William Ingram, turut hadir dalam audiensi tersebut dan memaparkan peran lembaganya dalam melindungi tradisi tekstil Indonesia. Threads of Life tidak hanya menjual kain tenun, tapi juga memberdayakan masyarakat tradisional, khususnya di wilayah timur Indonesia. Mereka fokus pada tenun dengan pewarna alami dan memberikan pendampingan kepada para penenun agar dapat menyesuaikan produksi dengan permintaan pasar sekaligus tetap menjaga makna budaya dari setiap motif yang dibuat.

Wamen Ekraf juga mengangkat pentingnya proses produksi yang adil dan transparan bagi para pengrajin. Ia membuka peluang untuk pemanfaatan teknologi seperti NFT dan blockchain dalam mendistribusikan hak kekayaan intelektual (IP) atas desain kain tradisional. Menurutnya, dengan pendekatan ini, kualitas produk bisa diakui secara global dan pengrajin berkesempatan mendapatkan royalti secara berkelanjutan.

Sementara itu, inisiatif kreatif lain turut ditampilkan dalam audiensi tersebut melalui kehadiran Cynthia dari Impact Mangrove. Ia memperkenalkan program tur edukatif bertajuk Mangrove Magic, yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pelestarian ekosistem mangrove. Dalam program ini, masyarakat pesisir diberdayakan untuk menghasilkan produk kreatif dari sampah daur ulang yang dikumpulkan selama tur, sekaligus menjadi bagian dari konservasi lingkungan.

Kolaborasi lintas sektor yang terjalin dalam audiensi ini mencerminkan visi Kementerian Ekraf untuk menciptakan keseimbangan antara pelestarian budaya, pemberdayaan masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi. Digitalisasi dan inovasi teknologi pun menjadi jembatan penting dalam menghubungkan warisan budaya Indonesia dengan pasar dunia.