Industri tekstil Uzbekistan berada pada titik kritis, siap untuk tumbuh namun dihadapkan pada tantangan signifikan yang menghambat potensinya sepenuhnya. Pertemuan pemerintah baru-baru ini yang dipimpin oleh Presiden Shavkat Mirziyoyev menyoroti baik pencapaian maupun hambatan yang dihadapi oleh industri ini, memberikan pandangan tentang arah yang dapat diambil untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan lebih dari 6.000 perusahaan dan tenaga kerja sebanyak 570.000 orang, sektor tekstil Uzbekistan telah mengalami transformasi luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Investasi dalam teknologi telah mendorong produktivitas, menghasilkan peningkatan 4,2 kali lipat selama tujuh tahun terakhir. Hanya pada tahun 2023 saja, industri ini menyumbang $8,2 miliar dalam output manufaktur, dengan ekspor mencapai $3,1 miliar.
Meskipun telah mencapai kemajuan yang signifikan, industri ini masih menghadapi beberapa tantangan kunci, terutama rendahnya bagian produk dengan nilai tambah tinggi di pasar ekspor. Sementara pasar-pasar tradisional menyerap sebagian besar ekspor tekstil Uzbekistan, masuk ke pasar Eropa yang menguntungkan tetap sulit karena kurangnya sertifikasi internasional di kalangan perusahaan domestik. Hanya sebagian kecil produsen tekstil Uzbekistan—175 perusahaan—yang dilengkapi dengan sertifikasi yang diperlukan, menghambat akses ke pasar yang sudah berkembang.
Selain itu, meskipun Uzbekistan memiliki keunggulan kompetitif dengan biaya produksi benang yang 28% lebih rendah dari rata-rata global, akses ke bahan baku menjadi hambatan besar. Meskipun memiliki kapasitas untuk memproses 1,3 juta ton serat kapas setiap tahun, produksi sebenarnya hanya sekitar 1 juta ton, terutama karena biaya tinggi yang terkait dengan budidaya.
Pernyataan Presiden Mirziyoyev menekankan pentingnya meningkatkan rantai nilai industri untuk membuka nilai tambah yang lebih tinggi. Transisi dari ketergantungan pada pasar tradisional menuju alternatif yang lebih menguntungkan membutuhkan perubahan fokus menuju pemrosesan lengkap bahan baku yang ada, sehingga memaksimalkan nilainya.
Mengatasi tantangan ini membutuhkan pendekatan yang kompleks. Pertama-tama, peningkatan jumlah sertifikasi ekspor internasional sangat penting untuk memfasilitasi masuk ke pasar dengan nilai tambah tinggi. Upaya kolaboratif antara lembaga pemerintah dan pemangku kepentingan industri dapat menyederhanakan proses sertifikasi, memungkinkan lebih banyak perusahaan untuk memenuhi standar internasional yang ketat.
Selain itu, kampanye pemasaran agresif yang menargetkan negara-negara Eropa penting untuk meningkatkan kesadaran akan penawaran tekstil Uzbekistan. Menyoroti keunggulan kompetitif industri, seperti efisiensi biaya dan kualitas, dapat meningkatkan daya tariknya bagi konsumen Eropa yang cerdas.
Selain itu, membangun kemitraan strategis dengan merek-merek tekstil dan garmen internasional dapat memberikan kesempatan berharga untuk akses pasar dan pertukaran pengetahuan. Usaha kolaboratif dapat memanfaatkan keahlian dan jaringan merek-merek terkemuka untuk menembus pasar baru dan meningkatkan industri tekstil Uzbekistan di panggung global.
Sebagai kesimpulan, industri tekstil Uzbekistan siap untuk tumbuh lebih lanjut, namun mengatasi tantangan yang ada adalah suatu keharusan untuk pembangunan yang berkelanjutan. Dengan memprioritaskan penambahan nilai, memperluas akses pasar, dan membangun kemitraan internasional, Uzbekistan dapat membuka potensi penuh industri tekstilnya, mendorong kemakmuran ekonomi dan penciptaan lapangan kerja bagi warganya. Melalui upaya bersama dan inisiatif strategis, sektor tekstil dapat menjadi salah satu penggerak utama transformasi ekonomi Uzbekistan dalam beberapa tahun mendatang.