Pasar tekstil di Jakarta, yang sebelumnya dikenal akan keramaian dan kegiatan tawar-menawar yang bersemangat, belakangan mengalami penurunan aktivitas yang signifikan. Tampaknya, suasana sibuk dengan pembeli dan pedagang yang menjadi pemandangan biasa di beberapa pasar terkemuka di Ibu Kota kini telah redup. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan, di mana sebenarnya pelanggan setia pasar tekstil beralih? Di tengah kepadatan lalu lintas di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada suatu siang, aktivitas dagang berbeda dari keramaian luar pasar. Blok A dan Blok B Pasar Tanah Abang pada lantai dasar tampak ramai dengan calon pembeli yang berkeliling. Namun, lonjakan pengunjung ini tidak berdampak signifikan pada penjualan pedagang tekstil di dalam.
Anto (30), seorang karyawan di salah satu kios pakaian di lantai dasar Blok B Pasar Tanah Abang, mengungkapkan bahwa sejak larangan operasi Tiktok Shop pada 4 Oktober 2023, kondisi pasar tekstil belum membaik. Setiap hari, toko-toko mereka beroperasi tanpa adanya pembeli yang datang.
Menurut Anto, penurunan omzet bukan hanya terjadi karena penutupan Tiktok Shop, melainkan juga dikarenakan menurunnya daya beli masyarakat. Sebelumnya, Tiktok Shop menjadi sarana penjualan yang efektif bagi mereka, dengan penjualan melalui fitur Tiktok Live yang mampu menjual hingga 100 potong pakaian setiap harinya. Namun, penjualan secara langsung di toko hanya mencapai enam potong dalam seminggu.
Upaya untuk memanfaatkan pasar daring melalui Tiktok juga dilakukan oleh Roby (24), karyawan di kios pakaian di lantai 1 Blok B. Namun, pengalaman berjualan di Tiktok tidak memberikan hasil yang memuaskan. Meskipun berusaha secara aktif selama tiga bulan, hanya satu potong barang yang berhasil terjual.
Menurut Roby, tantangan dalam penetrasi pasar daring terutama terletak pada konsistensi siaran, biaya promosi, dan ketidakpastian peningkatan jumlah penonton. Kondisi ini membuatnya kesulitan dalam membagi waktu dan mengalami kesulitan mencapai omzet seperti sebelumnya.
Afmi (40), seorang pedagang di lantai 3 Blok A Pasar Tanah Abang, mengalami penurunan omzet yang drastis. Bahkan, sebagian pedagang lainnya telah menutup atau menyewakan kios mereka karena pendapatan tidak mampu menutupi biaya operasional. Saat ini, hanya sedikit pedagang yang masih bertahan.
Pasar tekstil di Jakarta, yang sebelumnya dikenal akan kehadiran pembeli dari berbagai daerah, kini mengalami penurunan signifikan dalam aktivitas perdagangan. Tampaknya, penurunan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk penutupan platform daring seperti Tiktok Shop dan menurunnya daya beli masyarakat. Hal ini menciptakan tantangan baru bagi pedagang dalam menjaga kelangsungan usaha mereka.