Industri tekstil Indonesia, meskipun merupakan salah satu sektor yang vital dalam perekonomian negara, belum merasakan dampak positif yang signifikan dari kampanye Pilpres 2024. Meskipun pesta demokrasi ini sering diharapkan dapat memberikan dorongan pada sektor industri, namun kenyataannya, belum terjadi peningkatan yang substansial dalam kinerja industri tekstil. Menurut Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin, Adie Rochmanto Pandiangan, industri tekstil masih sangat mengandalkan permintaan pasar domestik, yang menyumbang sekitar 60 persen dari total permintaan. Namun, dalam sebuah konferensi pers yang diselenggarakan oleh IKI, Adie menyatakan bahwa atribut-atribut kampanye, seperti spanduk dan kaos, yang biasanya menjadi pendorong produksi industri tekstil, belum banyak diminati dalam kampanye Pilpres 2024.
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja industri adalah Indeks Kepercayaan Industri (IKI). Sayangnya, sejak IKI diluncurkan pada November 2022, industri tekstil belum pernah mencatat pertumbuhan yang signifikan di atas angka 50, yang merupakan level netral dalam indeks tersebut. Meskipun demikian, Adie mencatat adanya sedikit peningkatan aktivitas usaha dalam sektor tekstil pada bulan Januari.
Adie menyampaikan optimisme bahwa industri tekstil akan pulih secara perlahan, didorong oleh kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi impor bahan baku. Meskipun saat ini masih mengalami kontraksi, Adie melihat adanya peningkatan bertahap dalam IKI, terutama pada bulan Desember yang lalu.
Dengan demikian, meskipun kampanye Pilpres 2024 belum memberikan dampak yang signifikan pada industri tekstil, optimisme masih terpancar dari para pelaku industri. Harapan akan pulihnya industri tekstil secara bertahap masih menjadi landasan, didukung oleh upaya-upaya kebijakan yang diharapkan dapat mendorong kembali pertumbuhan sektor ini.
Sementara kampanye politik mungkin tidak langsung memberikan dorongan yang diharapkan pada industri, langkah-langkah kebijakan jangka panjang yang mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku bisa menjadi solusi yang lebih berkelanjutan untuk meningkatkan daya saing dan kinerja industri tekstil Indonesia.
Meskipun demikian, penting bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk terus memonitor dan mengkaji dampak dari berbagai kebijakan dan peristiwa politik terhadap industri tekstil serta merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan sektor ini dalam jangka panjang.