Industri tekstil dan otomotif merupakan dua sektor utama dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, sebuah inisiatif untuk meningkatkan inovasi dan daya saing global Indonesia. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad memperkuat kedua sektor ini melalui peningkatan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan kompeten. Menurut Masrokhan, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, salah satu langkah strategis yang diambil adalah melalui pelatihan berbasis kompetensi, seperti Diklat 3in1. Program ini tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga sertifikasi kompetensi serta penempatan kerja bagi pesertanya.
Dalam konteks industri otomotif, Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar di dunia dengan lebih dari 125 juta unit sepeda motor. Kebutuhan akan teknisi servis yang handal semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah pengguna. Inilah yang memicu pembukaan peluang bagi generasi muda untuk menjadi teknisi servis sepeda motor yang profesional.
Sementara itu, industri tekstil menjadi salah satu sektor padat karya yang berfokus pada ekspor, menjadikannya sebagai penopang ekonomi nasional. Dengan demikian, pelatihan seperti Diklat Operator Sewing dan Servis Sepeda Motor menjadi sangat penting untuk membekali generasi muda dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam industri ini.
Masrokhan menegaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk mencetak SDM yang unggul dan mampu bersaing di pasar global. Dengan bimbingan dari instruktur yang berpengalaman, diharapkan para peserta dapat menjadi operator sewing dan teknisi servis sepeda motor yang kompeten serta siap bersaing di dunia kerja.
Ali Khomaini, Kepala Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta, menyatakan bahwa 130 peserta mengikuti pelatihan vokasi ini. Mereka berasal dari berbagai daerah dan akan dibekali dengan keahlian dan kompetensi dalam industri garmen dan perbengkelan sepeda motor.
Rian Hasan, Manager HR CV. Bakrin Jaya Majalaya, mengapresiasi inisiatif Kemenperin dalam mencetak SDM industri yang kompeten melalui program Diklat 3in1. Dia menekankan pentingnya pelatihan ini dalam menyediakan tenaga kerja terampil untuk industri garmen, terutama menjelang peningkatan permintaan produk busana menjelang Idul Fitri.
Dengan masih diperlukannya sekitar 4.000 tenaga kerja terampil di posisi Operator Sewing di wilayah Jawa Barat saja, terlihat jelas bahwa program pelatihan seperti Diklat 3in1 memiliki dampak yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan industri serta meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
Kesimpulannya, inisiatif Kemenperin dalam mempersiapkan SDM yang kompeten untuk industri otomotif dan tekstil melalui pelatihan berbasis kompetensi seperti Diklat 3in1 sangatlah relevan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan stakeholders terkait, diharapkan dapat terus menciptakan SDM yang unggul dan berkontribusi pada kemajuan industri Indonesia.