Fesyen berkelanjutan bukan lagi sekadar tren, tetapi telah menjadi suatu konsep yang tak dapat diabaikan, baik oleh pelaku industri maupun konsumen fesyen. Memasuki tahun 2024, perhatian terhadap keberlanjutan dalam dunia fesyen semakin meningkat, menandai sebuah perubahan paradigma yang signifikan dalam industri ini. Tren fesyen yang diprediksi akan mendominasi tahun ini tidak hanya berkisar pada penampilan semata, tetapi juga menyoroti isu-isu keberlanjutan. Salah satu aspek yang akan semakin mendapat perhatian adalah sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan.

Respati Hafidz Budi, salah satu co-founder komunitas denim Darahkubiru, menjelaskan bahwa keberlanjutan akan menjadi fokus utama bagi pelaku industri fesyen. Keberlanjutan tidak lagi dipandang sebagai tren sementara, tetapi sebagai sebuah kewajiban yang harus diperhatikan secara serius oleh semua pihak.

Tidak hanya terbatas pada penggunaan bahan ramah lingkungan, konsep keberlanjutan dalam fesyen juga meliputi aspek sosial, termasuk kesejahteraan buruh yang terlibat dalam produksi. Hal ini menjadi pertimbangan penting bagi konsumen modern dalam memilih merek fesyen yang mereka dukung.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Jemmy Kartiwa Saatratmaja, juga menyatakan bahwa kesadaran akan isu keberlanjutan semakin meningkat di kalangan masyarakat. Di industri garmen Indonesia, misalnya, banyak perusahaan yang mulai mengadopsi praktik daur ulang bahan tekstil, seperti textile to textile recycling. Meskipun demikian, masih terdapat sejumlah kendala yang harus dihadapi, termasuk masalah biaya dan kurangnya kesadaran untuk memilah limbah tekstil berdasarkan jenis bahannya.

Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan keberlanjutan dalam dunia fesyen, Indo Intertex 2024, pameran tekstil dan garmen terbesar di Asia Tenggara, akan mengangkat sustainability sebagai kampanye utamanya. Melalui berbagai program kreatif, seperti kompetisi reworks dan upcycling material pakaian bekas, Indo Intertex 2024 berharap dapat memperluas ekosistem tekstil yang lebih berkelanjutan dan berwarna.

Dengan kolaborasi antara Darahkubiru dan Indo Intertex, diharapkan tidak hanya akan tumbuh kesadaran di kalangan anak muda mengenai isu keberlanjutan, tetapi juga akan tercipta kesempatan untuk pengembangan lebih lanjut dalam industri fesyen yang ramah lingkungan.

Dengan demikian, tahun 2024 diprediksi akan menjadi tahun di mana konsep fesyen berkelanjutan semakin merajai panggung, menggantikan posisi sebagai tren semata dan menjadi landasan utama bagi perkembangan industri fesyen di masa depan.