Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sedang menggencarkan promosi produk tekstil dari daerah ini. Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti, menekankan bahwa sektor fesyen kini menjadi salah satu unggulan di berbagai daerah, termasuk DIY yang memiliki potensi luar biasa dalam bidang ini. Masing-masing daerah di DIY memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri dalam produk fesyen.

Untuk mendukung perkembangan ini, Pemda DIY melalui Disperindag DIY berupaya memfasilitasi Industri Kecil Menengah (IKM) fesyen agar lebih berkembang dan dikenal, baik di pasar nasional maupun internasional. Syam Arjayanti mengungkapkan bahwa banyak produk fesyen DIY telah menembus pasar nasional dan internasional. Pemerintah akan terus mendukung dan memfasilitasi perkembangan ini agar fesyen DIY bisa menjadi ekosistem yang lebih baik dan menjadi tren di dunia fesyen. "Saat ini masih dalam proses untuk menjadi kiblat fesyen," ujarnya pada Kamis (30/05/2024).

Tujuan dari upaya ini adalah agar para pelaku usaha dapat mendapatkan pembeli serta jaringan atau networking dalam bisnis mereka. Selain itu, Disperindag DIY juga memberikan perhatian khusus pada perusahaan tekstil yang sudah berorientasi ekspor. Fasilitasi ini mencakup pendampingan, pemberian informasi mengenai pelaksanaan regulasi, serta pelayanan Surat Keterangan Asal (SKA) agar produk mereka mendapatkan manfaat di negara tujuan. Disperindag DIY juga berperan sebagai katalisator untuk mengatasi kendala ekspor dengan pemerintah pusat.

Fasilitasi juga telah diberikan kepada Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DIY untuk mengikuti pameran ekspor, baik di dalam maupun luar negeri. Sebagai contoh, pada tahun 2019 lalu, DIY berpartisipasi dalam Festival Indonesia Moscow dengan membawa 17 pelaku usaha dari DIY. Pada September 2024 mendatang, Pemda DIY berencana melakukan misi dagang ke Brussel, Belgia, yang akan menampilkan berbagai potensi produk unggulan DIY, termasuk tekstil.

Di sisi lain, Dewan Penasihat API DIY, Robby Kusumaharta, meminta Pemda DIY untuk meningkatkan branding dan promosi produk tekstil DIY. Menurutnya, promosi dalam bentuk pameran di luar negeri sangat dibutuhkan karena DIY memiliki banyak produk tekstil unggulan. "Kami minta ke pemerintah, di samping branding, kami juga minta promosi. Karena pameran masih banyak lokal, tetapi kurang didorong untuk pameran di luar. Sehingga orang (luar negeri) tidak tahu kalau ada produk-produk luar biasa, misalnya lurik, batik, turunannya. Tekstil itu kan luas, bisa ke topi, aksesoris, sepatu, dan lainnya," ujar Robby.

Dengan program Jogja Sebagai Pusat Fesyen Dunia, Robby optimis industri pertekstilan DIY akan semakin berkembang seiring dengan peningkatan pariwisata di daerah tersebut. Program ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perkembangan industri tekstil di DIY dan memperkuat posisinya di pasar global.