Industri tekstil di Indonesia sedang menghadapi krisis besar dengan maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menghantui para pekerja. Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PPP, Nurhayati Effendi, meminta pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini dengan menghambat laju barang impor, khususnya dari China.

PHK Massal dan Penurunan Permintaan Ekspor
Sejak awal 2024, sebanyak 3.800 pekerja di industri tekstil telah terkena PHK. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama: penurunan permintaan ekspor dan pasar lokal yang dibanjiri produk impor dengan harga yang jauh lebih murah. Kondisi ini semakin memperparah situasi industri tekstil dalam negeri yang sudah tertekan oleh persaingan ketat.

Insentif Pajak dan Kebijakan Impor
Nurhayati Effendi menyarankan pemerintah untuk memperbaiki aturan yang dapat menjaga keberlangsungan pabrik-pabrik tekstil di Indonesia. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan memberikan insentif pajak untuk bahan baku yang masuk ke Indonesia. "Pemerintah harus memberikan aturan yang menjaga keberlangsungan pabrik-pabrik di Indonesia dengan memberikan insentif pajak untuk bahan baku yang masuk ke Indonesia," kata Nurhayati pada Sabtu (15/6/2024).

Peningkatan Pajak Impor
Selain itu, Nurhayati juga mengusulkan agar pemerintah membuat aturan impor yang lebih ketat dengan mengenakan pajak yang besar pada barang-barang yang masuk ke Indonesia. "Membuat aturan mengenai impor barang masuk ke Indonesia untuk menaikkan pajak," tegasnya.

Produksi Lokal sebagai Solusi
Menurut Nurhayati, salah satu solusi untuk mengurangi PHK adalah dengan memproduksi barang-barang tersebut di dalam negeri. Jika barang-barang diproduksi di Indonesia, harga produk lokal akan jauh lebih murah dibandingkan dengan produk impor, terutama dari China yang saat ini membanjiri pasar Indonesia. "Produk yang diproduksi di dalam negeri akan lebih murah dibandingkan barang impor, terutama barang-barang dari China yang sekarang membanjiri pasar Indonesia," tandasnya.

Harapan untuk Masa Depan
Dengan adanya langkah-langkah seperti pemberian insentif pajak dan pengetatan aturan impor, diharapkan industri tekstil Indonesia dapat bangkit kembali. Produksi dalam negeri yang lebih kompetitif akan mampu bersaing dengan produk impor, sehingga dapat mengurangi angka PHK dan meningkatkan kesejahteraan pekerja di industri tekstil.

Nurhayati Effendi berharap pemerintah segera mengambil tindakan konkret untuk mengatasi krisis ini dan menjaga keberlangsungan industri tekstil di Indonesia.