Ilham Akbar Habibie, Bakal Calon Gubernur Jawa Barat dari Partai NasDem, menyoroti aturan impor tekstil yang mengancam industri lokal. Kondisi industri tekstil di Jabar saat ini berada di ujung tanduk akibat serbuan produk-produk impor dari berbagai negara. Hal ini terungkap dalam diskusi antara Ilham Habibie dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia di Jalan Ir. H. Djuanda, Kota Bandung, pada Selasa, 30 Juli 2024.
Ilham Habibie mengakui bahwa Jawa Barat merupakan jantung industri tekstil nasional. Ribuan industri tekstil, mulai dari skala besar hingga rumahan, tersebar di berbagai wilayah di Jawa Barat. "Jantung industri tekstil adalah di Jabar, di sini ada ratusan bahkan ribuan perusahaan, banyak sekali, ada ribuan yang kecil juga," ujar Ilham di Kota Bandung.
Namun, Ilham menyampaikan bahwa kondisi yang dialami oleh pengusaha tekstil saat ini adalah serbuan impor dari negara luar yang tidak terkendali. Aturan terkait barang-barang impor perlu digodok kembali dan diperketat agar tidak membunuh industri lokal. "Paling mendesak saat ini, kita harus menyelesaikan terkait impor, ada yang legal tapi banyak yang tidak legal dan itu dari banyak negara, terutama satu negara di utara, kita tahu dari mana," jelasnya.
Menurut Ilham, masalah impor harus diatur agar tidak merugikan banyak perusahaan tekstil di Jawa Barat. "Itu harus kita atur, kalau tidak industri yang mempekerjakan ratusan bahkan ribuan orang itu bisa bermasalah," ungkapnya.
Selain itu, Ilham menambahkan bahwa industri tekstil juga harus mendapatkan kemudahan permodalan dari bank atau sumber lainnya. Hal ini diperlukan untuk pembaruan teknologi mesin dan peningkatan pelatihan pekerja guna meningkatkan produktivitas. "Karena perlu ada pembaruan dari teknologi mesin dan lainnya, kemudian peningkatan pelatihan pekerja untuk meningkatkan produktivitasnya," bebernya.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Jemmy Kartiwa Sastratmaja, turut menambahkan bahwa Jawa Barat memerlukan pemimpin yang visioner untuk membantu industri tekstil. "Jabar adalah salah satu daerah tekstil yang terintegrasi, di Jabar ada industri seratnya, sampai ke industri pakaian jadinya. Tapi, kita tahu kondisi global tidak baik-baik saja, berbagai negara seperti Amerika masih berkutat dengan suku bunga tinggi dan Jabar memerlukan pemimpin yang visioner, seperti Pak Ilham," ujar Jemmy.
Dari diskusi ini, terlihat jelas bahwa masalah impor yang tidak terkendali menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh industri tekstil di Jawa Barat. Dengan adanya aturan yang lebih ketat dan dukungan permodalan, diharapkan industri tekstil di Jawa Barat dapat bertahan dan berkembang lebih baik di masa depan.