Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) telah masuk sebagai salah satu sektor prioritas nasional. Langkah ini diambil guna menghadapi tantangan yang melanda industri tersebut, mulai dari kondisi geopolitik dan ekonomi global hingga membanjirnya produk impor di pasar domestik. Menurut Agus, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan berfokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk memulihkan dan memperkuat kembali kinerja industri TPT nasional.
“Kami tetap konsisten untuk menjalankan kebijakan strategis dalam upaya pengembangan industri TPT yang berdaya saing global. Dalam peta jalan dan kebijakan industri nasional, sektor ini mendapat prioritas karena kontribusinya yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia,” ungkap Agus dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (5/7).
Pengembangan SDM Melalui Pendidikan Vokasi
Salah satu langkah konkret yang dilakukan oleh Kemenperin untuk meningkatkan kualitas SDM di sektor tekstil adalah melalui penyelenggaraan pendidikan vokasi industri. Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (AK-Tekstil) Solo menjadi pusat pendidikan yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan industri di wilayah-wilayah utama, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jawa Barat. Dengan program ini, diharapkan akan lahir SDM yang terampil dan mampu mendukung pemulihan sektor TPT.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDM), Masrokhan, menjelaskan bahwa industri tekstil dan garmen merupakan kelompok industri unggulan dengan orientasi ekspor dan padat karya. “Meskipun menghadapi tantangan berat, kami tetap optimistis dapat membangun kembali sektor industri TPT. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan SDM yang terampil dan kompeten melalui lembaga pendidikan seperti AK-Tekstil Solo,” jelas Masrokhan.
Lulusan Siap Kerja dan Ciptakan Lapangan Kerja Baru
Kesuksesan program pendidikan vokasi di AK-Tekstil Solo sudah terbukti. Lulusan akademi ini telah diterima di 27 perusahaan tekstil dan produk tekstil terkemuka di berbagai wilayah, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jawa Barat. Selain itu, AK-Tekstil Solo juga mendukung penciptaan wirausaha muda melalui program inkubator bisnis, yang salah satu tenant-nya dikenal dengan nama "Simpelity."
Masrokhan mengungkapkan rasa bangganya atas keberhasilan ini. “Saya mengucapkan selamat kepada seluruh lulusan AK-Tekstil Solo. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama antara pihak akademi, Asosiasi Pertekstilan Indonesia, industri tekstil, serta para mahasiswa dan orang tua mereka,” ungkapnya.
Pada tahun 2024 ini, terdapat 176 wisudawan yang berhasil menyelesaikan pendidikan mereka. Dari jumlah tersebut, 46 lulusan merupakan ahli di bidang Teknik Pembuatan Benang, 50 di bidang Teknik Pembuatan Kain Tenun, dan 80 di bidang Teknik Pembuatan Garmen. Hingga kini, AK-Tekstil Solo telah meluluskan total 1.450 orang sejak angkatan pertama.
Industri TPT dan Kontribusinya Terhadap Perekonomian
Industri tekstil dan produk tekstil terus memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia, terutama di sektor ekspor dan lapangan kerja. Dengan fokus pada pengembangan SDM dan kebijakan strategis yang berkelanjutan, pemerintah berharap industri TPT dapat pulih dan kembali menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Tantangan yang dihadapi, seperti persaingan global dan serbuan produk impor, harus dihadapi dengan penguatan kualitas tenaga kerja serta peningkatan daya saing produk dalam negeri.