Pemerintah mengalokasikan Rp 20 triliun dari total target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2025 sebesar Rp 300 triliun untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor tekstil. Dana tersebut ditujukan untuk membantu pelaku usaha dalam membeli peralatan baru guna meningkatkan daya saing industri tekstil nasional.

Menteri UMKM Maman Abdurrahman menjelaskan bahwa alokasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur dan peralatan industri tekstil. Menurutnya, sektor ini menghadapi berbagai tantangan sehingga perlu mendapat perhatian lebih dalam kebijakan pendanaan. Sebelumnya, KUR lebih banyak dialokasikan untuk sektor pertanian dan perikanan, namun kini pemerintah berupaya memperkuat sektor tekstil yang dinilai memiliki potensi besar dalam perekonomian nasional.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp 20 triliun melalui skema kredit investasi padat karya. Kredit ini ditujukan untuk sektor industri seperti tekstil, produk tekstil, sepatu, makanan dan minuman, furniture, serta kulit.

Dengan tenor delapan tahun, kredit investasi ini juga mendapat subsidi bunga sebesar 5 persen dari pemerintah. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri tekstil Indonesia, terutama dalam hal efisiensi energi dan kecepatan produksi. Pemerintah optimis bahwa kebijakan ini akan membantu UMKM tekstil dalam menghadapi tantangan industri serta mendorong pertumbuhan ekonomi secara lebih luas.