PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 9 persen sepanjang 2024, dengan total pendapatan mencapai Rp584,89 miliar dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat Rp538,59 miliar.
Sebagian besar pendapatan BELL bersumber dari segmen manufaktur, diikuti oleh distribusi, ritel, dan seragam. Dalam laporan keuangan yang dirilis pada Jumat, 28 Maret 2025, laba bersih perseroan mengalami kenaikan tipis menjadi Rp11,53 miliar.
Direktur Utama BELL, Karsongno Wongso Djaja, menyatakan optimisme terhadap pencapaian ini, menekankan bahwa perseroan tetap mampu mempertahankan kinerja stabil di tengah tantangan industri.
Segmen manufaktur, yang menjadi andalan BELL dalam penjualan kain futuristik, mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 19 persen (YoY) dan menyumbang 51 persen dari total penjualan. Sementara itu, segmen ritel melalui merek JOBB dan Jack Nicklaus juga mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 15 persen (YoY), berkontribusi sebesar 32 persen terhadap total pendapatan. Pertumbuhan ini didorong oleh strategi optimalisasi kanal penjualan yang menyasar pasar menengah ke atas.
Di sisi lain, segmen seragam mengalami penurunan tipis sebesar 3 persen, meskipun sudah menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp398,43 miliar dari Rp374,39 miliar pada 2023, yang turut mendorong kenaikan laba kotor menjadi Rp186,45 miliar dari Rp164,19 miliar. Sementara itu, beban usaha juga mengalami peningkatan menjadi Rp155,56 miliar dibandingkan Rp132,39 miliar pada tahun sebelumnya, yang berdampak pada penurunan tipis laba usaha menjadi Rp30,88 miliar dari Rp31,80 miliar.
Total aset BELL per 31 Desember 2024 tercatat sebesar Rp583,30 miliar, mengalami kenaikan dari Rp530,04 miliar pada tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, Rp381,82 miliar merupakan aset lancar, sementara Rp201,47 miliar merupakan aset tidak lancar.
Dengan strategi yang terus disesuaikan dengan dinamika pasar, BELL optimis dapat mempertahankan pertumbuhan positif di tengah persaingan industri tekstil yang semakin ketat.