Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional menghadapi tekanan berat di tengah dinamika global yang kian tidak menentu. Untuk mempertahankan keberlangsungan sektor ini, diperlukan sudut pandang baru yang mampu menangkap peluang dari ketidakpastian tersebut. Salah satu pendekatan yang ditawarkan adalah integrasi nilai-nilai spiritual dan sosial melalui kerangka Tawhidi String Relation (TSR), yang diharapkan mampu menjadi solusi strategis bagi daya saing ekspor tekstil Indonesia.

Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Sulawesi Bagian Selatan, Djaka Kusmartata, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan institusi pendidikan dalam memperkuat industri tekstil nasional. Hal ini disampaikan usai dirinya meraih gelar Doktor bidang Ilmu Ekonomi, Konsentrasi Ekonomi Pembangunan, Ekonomi Keuangan dan Syariah dari Universitas Trisakti, Jakarta.

Dalam disertasinya berjudul “Integrasi Tawhidi String Relation dengan Gravity Model of Trade dalam Analisis Determinan Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia: Strategi Optimalisasi Kapasitas Produksi (2014–2023),” Djaka memadukan prinsip-prinsip ekonomi syariah dengan teori perdagangan internasional modern. Ia menilai bahwa efisiensi ekonomi semata tidak cukup, sehingga perlu ditambahkan nilai spiritual dan keseimbangan sosial dalam strategi produksi dan perdagangan.

Model integratif ini tidak hanya menawarkan pendekatan akademik, tetapi juga membuka ruang bagi reformasi kebijakan yang menyeluruh. Melalui implementasi prinsip TSR secara kolektif—meliputi regulasi, pelayanan, fasilitasi, dan pengawasan—diharapkan industri tekstil Indonesia dapat memperoleh posisi yang lebih kompetitif di pasar global.

Djaka juga menekankan pentingnya reformasi regulasi dan penyederhanaan layanan publik yang sesuai dengan harapan mitra dagang, seperti Amerika Serikat. “Industri bisa memanfaatkan berbagai fasilitas dan kebijakan, asal semua pihak bersedia melakukan perbaikan secara bersama,” jelasnya.

Diharapkan, disertasi ini dapat dijadikan rujukan dalam perumusan kebijakan ekspor nasional, khususnya pada sektor tekstil, serta mendorong pembinaan industri secara struktural dan berkelanjutan. Djaka optimis jika seluruh elemen bersinergi, maka industri nasional akan mampu dilatih, dibimbing, distandarisasi, dan siap menghadapi tantangan menuju visi Indonesia Emas 2045.

Keberhasilan akademik ini turut menjadi kebanggaan bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti, yang terus berkomitmen pada pengembangan riset berbasis ekonomi syariah dan pembangunan berkelanjutan. Lembaga Indonesian Economics & Finance (IEF) juga turut berperan sebagai mitra dalam pengembangan kajian ekonomi strategis, memperkuat harapan bahwa inovasi intelektual seperti ini dapat memberi dampak nyata bagi kemajuan industri nasional.