Upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur Indonesia ke level di atas 6 persen terus diperkuat melalui kebijakan yang lebih terarah pada tiga sektor strategis: tekstil, tembakau, dan otomotif. Langkah ini dipandang penting karena dinamika ekonomi global yang cepat berubah menuntut strategi yang adaptif dan spesifik sesuai karakter setiap industri. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pertumbuhan sektor manufaktur sebesar 5,54 persen pada Kuartal III-2025 menjadi modal positif yang harus dijaga melalui kebijakan sektoral yang lebih presisi.

Di bidang tekstil, pemerintah mulai memperketat pengawasan impor ilegal yang selama ini menekan harga pasar dan mengganggu ruang pertumbuhan produsen domestik. Regulasi kawasan berikat diperkuat untuk memastikan impor bahan baku benar-benar ditujukan bagi kebutuhan industri, bukan aktivitas penyimpangan yang merugikan ekonomi nasional. Pemerintah juga menyiapkan instrumen seperti Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) agar pasar tekstil lokal tidak dibanjiri produk murah dalam jumlah besar.

Sementara itu, industri tembakau tetap menjadi perhatian penting karena kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja dan penerimaan negara. Pemerintah memutuskan untuk tidak menaikkan tarif cukai sebagai langkah strategis dalam menjaga stabilitas industri, terutama bagi sektor padat karya seperti ini. Penegakan hukum diperketat untuk menekan peredaran rokok ilegal yang berpotensi menggerus pangsa pasar produk resmi serta merugikan pendapatan negara.

Di sektor otomotif, Indonesia menghadapi kondisi persaingan yang semakin ketat akibat kelebihan kapasitas produksi global, terutama dari pasar Tiongkok yang menyebabkan melonjaknya suplai kendaraan murah ke berbagai negara. Pemerintah mengkaji insentif dan proteksi yang tetap sejalan dengan kebijakan perdagangan internasional guna memastikan industri otomotif nasional dapat mempertahankan investasi dan kapasitas produksinya. Langkah ini diharapkan menjaga posisi Indonesia sebagai salah satu basis produksi otomotif yang kompetitif di kawasan.

Pendekatan sektoral yang dilakukan pemerintah dinilai lebih efektif dibandingkan kebijakan umum yang diberlakukan secara merata. Setiap sektor memiliki tantangan berbeda sehingga diperlukan solusi yang bersifat spesifik agar daya saing dapat terus diperkuat. Konsistensi kebijakan menjadi kunci agar pelaku industri memiliki kepastian dalam jangka panjang untuk tetap berinvestasi, tumbuh, dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional di tengah tekanan pasar global yang terus berubah.