Seiring dengan mendekatnya musim liburan, pengecer fesyen menemui tantangan yang serius. Proyeksi penurunan sebesar 2,3 persen dalam penjualan fesyen dan pakaian langsung ke konsumen pada tahun 2023 menimbulkan kekhawatiran bagi industri ini. Namun, beberapa aspek positif menunjukkan adanya perbaikan di tengah-tengah tantangan ini.
Proyeksi tersebut berasal dari Commerce Signals, organisasi yang menganalisis pola belanja konsumen dengan menggunakan data pembelian kredit dan debit di seluruh Amerika Serikat. Meskipun proyeksi ini memberikan gambaran yang suram, Nick Mangiapane, Chief Marketing Officer dan Head of Partnerships di Commerce Signals, memberikan beberapa konteks. Dalam pandangannya, penurunan sebesar 2,3 persen tidak sepenuhnya mencakup semua aspek masalah yang dihadapi industri, terutama dengan pertumbuhan ritel keseluruhan naik 2 persen. Tetapi, ketika inflasi ikut diperhitungkan, dampaknya bisa mencapai minus 6 persen secara ekonomi riil.
Namun, ada tanda-tanda perbaikan. Meskipun perkiraan liburan masih negatif sebesar -2,3 persen, Mangiapane mencatat peningkatan selama tiga bulan terakhir. Penurunan belanja kartu konsumen di pengecer fesyen sebesar 7,7 persen di semua saluran menunjukkan tanda-tanda positif, meskipun masih di bawah perkiraan keseluruhan yang naik 2 persen.
Strategi DTC dan Target Pasar
Untuk mengatasi tantangan ini, pengecer fesyen direct-to-consumer (DTC) perlu mempertimbangkan penargetan konsumen dengan pendapatan rumah tangga lebih dari $100.000. Masyarakat berpenghasilan tinggi menunjukkan peningkatan pengeluaran selama tiga bulan terakhir, sementara mereka dengan pendapatan kurang dari $75.000 mengalami penurunan.
Pergeseran Belanja Konsumen
Meskipun tren menunjukkan peningkatan belanja konsumen sebesar 6,4 persen pada musim liburan, pergeseran fokus dari barang material ke pengalaman dapat menjadi tantangan bagi pengecer fesyen direct-to-consumer (DTC). Sebagian besar pengeluaran diarahkan pada belanja pengalaman, yang berpotensi berkontribusi pada penurunan penjualan DTC di sektor fesyen.
Tren Penjualan Fisik
Meskipun penjualan fisik untuk department store dan pedagang massal menunjukkan tren positif, penurunan pembelian produk fesyen dan pakaian di dalam toko menjadi faktor signifikan dalam proyeksi penurunan sebesar 2,3 persen. Commerce Signals memperkirakan penjualan ritel fesyen online akan "pada dasarnya datar" dengan penurunan sebesar 0,1 persen, sementara penjualan di dalam toko akan mengalami penurunan yang lebih signifikan sebesar 4,6 persen.
Tantangan Manajemen Tenaga Kerja
Manajemen tenaga kerja menjadi tantangan utama, terutama dalam mengelola staf toko dengan pekerja musiman. Data Verint menunjukkan bahwa 53 persen pengecer memperkirakan akan kesulitan mengatur staf toko mereka secara efektif, sementara 41 persen memprioritaskan peningkatan layanan dan keterlibatan pelanggan di dalam toko.
Adaptasi dan Pengalaman Pelanggan
Dalam menghadapi tantangan ini, pengecer fesyen dan pakaian jadi perlu beradaptasi dengan dinamika yang berubah. Mereka harus memberikan pengalaman pelanggan yang unggul, walaupun di tengah pasar tenaga kerja yang ketat. Dengan sebagian besar anggaran pembeli dihabiskan dalam dua minggu terakhir bulan November, pengecer memiliki peluang untuk menarik konsumen melalui penawaran Black Friday dan Cyber Monday.