Industri tekstil D.I.Yogyakarta (DIY) kini tengah merana dalam kondisi sulit, dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan situasi pasar domestik yang tidak menguntungkan. Ekonom dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Y. Sri Susilo, menawarkan sejumlah saran kepada pemerintah untuk menjaga ketahanan sektor ini. Salah satu saran utamanya adalah perlunya perlindungan terhadap pasar domestik melalui pembatasan impor. Sri Susilo menekankan bahwa pembatasan ini penting agar impor tidak bebas, dengan opsi lain seperti kenaikan tarif yang harus dipertimbangkan dengan cermat. Dia juga mengusulkan pemberian insentif seperti pengurangan pajak guna mendukung industri tekstil.
Kendati pasar domestik menurun, Sri Susilo mengidentifikasi dua penyebab utama. Pertama, penurunan permintaan karena preferensi masyarakat yang beralih ke keperluan lain. Kedua, produk domestik kalah bersaing dengan produk impor yang belum terbatas, serta kehadiran pakaian bekas yang semakin meluas di pasaran.
Trend membeli pakaian bekas menjadi daya tarik bagi banyak konsumen karena harganya yang jauh lebih terjangkau, memungkinkan mereka untuk mendapatkan produk bermerek dengan harga yang lebih rendah. Namun, hal ini menjadi beban bagi produsen tekstil yang terpaksa menghadapi penurunan permintaan.
Upaya untuk bertahan telah dilakukan dengan berbagai cara, termasuk pengurangan produksi, jam kerja yang lebih singkat, bahkan pemangkasan jumlah karyawan. Namun, kondisi ini masih menunjukkan penurunan yang signifikan dalam arus kas perusahaan.
Pemerintah juga diminta untuk membantu industri tekstil dalam mencari pasar ekspor yang non-tradisional. Upaya ekspansi ke pasar-pasar seperti Afrika Tengah, Amerika Selatan, dan Amerika Latin dapat menjadi peluang baru bagi industri ini.
Dalam menghadapi tantangan impor ilegal dan situasi pasar lokal yang memprihatinkan, pengusaha tekstil juga mengharapkan dukungan dan pelonggaran dari pemerintah. Mereka menekankan perlunya penekanan terhadap biaya-biaya yang membebani, serta penanganan yang lebih tegas terhadap impor ilegal yang mengganggu pasar lokal.
Situasi yang dihadapi industri tekstil D.I.Yogyakarta memerlukan solusi yang komprehensif, baik dari pemerintah, perbankan, maupun dalam pengaturan hubungan antara pengusaha dan karyawan. Dukungan dan kehati-hatian dalam kebijakan serta solusi yang bijak diharapkan dapat membawa industri ini keluar dari krisis yang sedang dialaminya.